Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah tekanan arus jual asing sepanjang pekan lalu, sejumlah nama pemodal jumbo tetap memborong saham PT Bank Central AsiaTbk. (BBCA).
Diketahui, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham BBCA milik Grup Djarum menempati urutan pertama pemberat indeks komposit sepanjang pekan lalu. Saham BBCA anjlok 9,71% sepekan dan membebani IHSG sebesar 55,29 poin.
Menilik data RTI Business, sepanjang tiga bulan terakhir, BBCA mencatatkan aksi jual bersih atau net sell senilai Rp11,6 triliun.
Saham BBCA ditutup menguat 0,63% ke level Rp7.950 per lembar hingga Senin (24/3/2025). Sepanjang year to date (YtD), BBCA mencatatkan koreksi 17,83%.
Tulisan soal pemborong saham BCA menjadi salah satu berita pilihan Bisnis Indonesia Premium edisi Senin (24/3/2025). Berikut adalah ulasannya:
Baca Juga
1. Persaingan Internet Rumah Murah setelah Kehadiran Emiten Hashim Djojohadikusumo (WIFI)
Persaingan internet rumah yang murah semakin ketat. Pekan lalu, emiten Hashim Djojohadikusumo, PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) atau Surge berencana menghadirkan jasa dengan harga Rp100.000 untuk kecepatan 200 Mbps.
Harga tersebut jauh di bawah rata-rata untuk kecepatan serupa. Berdasarkan penelusuran Bisnis.com di berbagai penyedia internet rumah, biaya yang ditawarkan untuk kecepatan 200 Mbps paling murah Rp375.000 per bulan.
Sedangkan tidak ada penyedia yang menawarkan harga Rp100.000 untuk internet rumah. Biaya paling murah ditawarkan MNC Play, yakni 15 Mbps seharga Rp199.000 per bulan.
2. Kendali Danantara di BBRI, BMRI, TLKM Cs, Terima Dana BUMN Triliunan
Pemerintah resmi mengalihkan saham 13 emiten BUMN ke PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) atau BKI resmi menjadi kendaraan BPI Danantara sebagai perusahaan holding operasional. Total nilai pengalihan saham mencapai Rp39,37 triliun.
Berdasarkan laporan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (24/3/2025) hingga pukul 12.46 WIB, aksi pengalihan saham dari Negara RI ke BKI dilakukan terhadap 11 emiten. Bisnis pun menghitung nilai nominal peralihan saham tersebut dan mendapatkan nilai total Rp39,37 triliun. Nilai terbesar dipimpin oleh PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) senilai Rp7,74 triliun yang setara dengan 15,48 miliar saham sehingga mencerminkan 80% saham seri B.
Kemudian, disusul oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) senilai Rp6,07 triliun dari pengalihan 48,53 miliar saham atau 52%. Berikutnya, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) bernilai Rp5,74 triliun yang terdiri dari 1,63 miliar saham seri B dan 4,11 miliar saham seri C dari pengalihan 22,38 miliar saham atau 60% terhadap total.
3. Mereka yang Tetap Borong Saham BCA (BBCA) di Tengah Arus Jual Asing
Sementara itu, Direksi Bank BCA juga kompak melakukan aksi borong pada pekan lalu. Dikutip dari keterbukaan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), terdapat lima direktur dan satu komisaris BCA yang kompak melakukan pembelian saham BBCA pada Selasa (18/3/2025).
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja melakukan transaksi pembelian sebanyak 1.031.359 saham BBCA dengan harga Rp8.975,05 per saham. Dengan transaksi ini, Jahja pun mengenggam 35,21 juta saham atau 0,029% saham BBCA dari sebelumnya sebesar 34,18 juta lembar atau 0,028%.
Direktur BCA John Kosasih juga melakukan transaksi pembelian saham BBCA sebanyak 318.416 lembar dengan harga Rp8975,05 per saham. Sebelum transaksi, saham BBCA yang dimiliki John sebanyak 776.076 lembar (0,001%) dan menebal menjadi 1,09 juta lembar (0,001%) usai transaksi.
4. Investor Borong Emas Sebelum Gelombang Tarif Lanjutan Donald Trump
Pedagang komoditas emas menunggu katalis baru setelah reli baru-baru ini mendorong ke rekor tertinggi, yang didorong oleh kekhawatiran geopolitik dan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed.
Melansir Reuters, harga emas spot stagnan pada level US$3.025,38 per ons, sementara emas berjangka AS naik 0,3% menjadi US$3.029,70.Bullion mencapai rekor tertinggi sebesar US$3.057,21 pada hari Kamis.
“Emas masih memiliki posisi yang baik untuk kenaikan lebih lanjut jika pasar tetap tegang tentang kemungkinan efek pertumbuhan negatif dari tarif tetapi ini dapat diimbangi sebagian jika kesepakatan gencatan senjata Rusia-Ukraina mencapai hasil,”kata kepala analis pasar KCM Trade, Tim Waterer dikutip Reuters, Senin (24/5/2025).
5. Dividen BRI (BBRI) 2025, Lo Kheng Hong Dapat Belasan Miliar
Lo Kheng Hong menjadi salah satu pemegang saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) atau Bank BRI yang akan menikmati pembagian dividen 2025.
BRI menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada Senin (24/3/2025). Salah satu keputusan yang dihasilkan yakni pembagian dividen untuk kinerja tahun buku 2024.
"Dividen final [BRI tahun buku 2025] Rp208,40," ujarnya kepada Bisnis, Senin (24/3/2025).