Bisnis.com, JAKARTA — Langkah BI dan The Fed menahan suku bunga diiringi dengan imbal hasil SRBI dan Surat Utang Negara ke level menarik.
Berita tersebut menjadi salah satu artikel pilihan Bisnis Indonesia Premium. Berikut adalah rangkumannya untuk edisi Kamis (20/3/2024).
1. Resep Tahan Masuk Angin SIDO di Tengah Pelemahan Daya Beli
Di tengah melemahnya daya beli, emiten produsen Tolak Angin, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) dengan berani memasang target pertumbuhan 10% untuk tahun ini. Bagaimana prospeknya untuk mencapai target tersebut?
Pelemahan daya beli diindikasikan dari indeks keyakinan konsumen (IKK) yang menurun pada Februari 2025. IKK menunjukkan penurunan 0,8 poin pada Februari 2025 menjadi 126,4 dari Januari yang sebesar 127,2. Indeks dari hasil survei Bank Indonesia (BI) tersebut menandai penurunan dua bulan berturut-turut, usai pada Desember mengalami peningkatan.
Simak ulasan lengkapnya di sini.
Peluang pemulihan kinerja IHSG terbuka sejalan dengan The Fed mempertahankan suku bunga acuan dan aksi borong saham oleh konglomerat Garibaldi Thohir hingga Prajogo Pangestu. Peluang ini bisa dimanfaatkan untuk memilih saham rekomendasi konsensus analis.
Baca selengkapnya di sini.
3. BI, The Fed Tahan Suku Bunga, SRBI dan Surat Utang Negara Makin Menarik
Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan sebesar 5,75% di tengah koreksi di pasar modal, sejalan dengan estimasi median konsensus ekonom yang disurvei Bloomberg. Hal yang sama dilakukan oleh The Fed yang mempertahankan suku bunga AS sebesar 4,25% hingg 4,5% sambil memperhatikan perkembangan inflasi akibat penerapan kebijakan dagang Donald Trump.
Sebagai responsnya, kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup naik 1,42% ke 6.312 setelah terjun mencapai 7,1% secara harian dan Bursa Efek Indonesia (BEI) membekukan perdagangan secara bertahap setelah indeks komposit anjlok 5%. Kondisi ini merupakan penurunan terdalam sejak September 2011.
Selengkapnya baca di sini.
4. Geliat Alamtri (ADRO) Boy Thohir Melalui Adaro Minerals (ADMR) Menggenjot Bisnis Hijau
Emiten energi afiliasi Garibaldi 'Boy' Thohir, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (sebelumnya bernama PT Adaro Energy Indonesia Tbk.) terus menggenjot bisnis hijau setelah spin off anak usahanya di bisnis batu bara, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI).
Setelah melepas bisnis batu bara termalnya, Alamtri yang masih berkode saham ADRO tersebut memfokuskan bisnisnya pada pengembangan batu bara metalurgi dan bisnis energi terbarukan, serta pengolahan mineral melalui anak usahanya PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR).
Baca selengkapnya di sini.
5. Modal GOTO Pacu Kinerja kala Isu Akuisisi Grab Kembali Mengemuka
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) diyakini memiliki modal kuat untuk memacu pertumbuhan kinerja saat isu akuisisi oleh Grab kembali mengemuka.
Inovasi produk dinilai menjadi kunci bagi emiten teknologi raksasa ini untuk meningkatkan laju pertumbuhan lini bisnisnya mulai dari on-demand service (ODS), financial technology (fintech), hingga e-commerce. Hal itu diperkirakan akan membantu GOTO untuk mencapai profitabilitas atau melampaui kinerja keuangan perseroan pada 2024.
Ulasan lengkapnya baca di sini.