Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tambah Pabrik Refinery, Sumber Tani (STAA) Incar Pertumbuhan 35%

PT Sumber Tani Agung Resources Tbk. (STAA) menargetkan pertumbuhan pendapatan 35% pada 2025 seiring dengan beroperasinya pabrik refinery.
Foto aerial perkebunan sawit di Riau. Bisnis/Himawan L Nugraha
Foto aerial perkebunan sawit di Riau. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perkebunan dan pengolahan kelapa sawit, PT Sumber Tani Agung Resources Tbk. (STAA) menargetkan pertumbuhan pendapatan 35% pada 2025 seiring dengan beroperasinya pabrik refinery.

Pabrik refinery memproses minyak kelapa sawit (CPO) menjadi Refined Bleached Degumming Palm Oil (RBDPO), yaitu minyak sawit yang sudah diproses dan siap untuk dikonsumsi atau digunakan sebagai bahan baku industri lainnya.

Kevin Wijaya, Head of Investor Relations STAA, menyampaikan perseroan akan terus fokus pada ekspansi, termasuk mengoperasikan pabrik refinery berkapasitas 2.000 ton per hari di Lubuk Gaung, Dumai, Riau.

“Kami optimis proyek ini akan mulai memberikan kontribusi positif pada 2025, dengan potensi pertumbuhan pendapatan hingga 35%,” kata Kevin Wijaya dalam siaran pers, Rabu (19/3/2025).

Dengan strategi ini, STAA berharap dapat mempertahankan momentum pertumbuhan serta menghadapi tantangan industri dengan pendekatan yang berkelanjutan.

Pabrik kilang dan fraksinasi pertama STAA tersebut telah memasuki tahap akhir dan dijadwalkan beroperasi komersial pada April 2025. Selain itu, perusahaan memiliki fasilitas dermaga yang dapat menampung kapal hingga 50.000 DWT dan tangki timbun berkapasitas 64.000 ton sehingga memperkuat rantai nilai industri dan kemampuan STAA di sektor penghiliran.

Pada 2024, pendapatan STAA mencapai Rp6,43 triliun, naik 21,83% year on year (YoY) dari sebelumnya Rp5,28 triliun. Hal itu turut didukung kenaikan rata-rata harga jual (average selling price/ ASP) CPO sebesar 18,3% YoY.

Pertumbuhan pendapatan juga didukung oleh peningkatan produktivitas. Sepanjang 2024, produksi tandan buah segar (TBS) mencapai 1,047 juta ton, naik 2,5%. Yield TBS meningkat menjadi 23,4 ton per hektare, yang mencerminkan pengelolaan kebun yang semakin optimal. Adapun, produksi CPO mencapai 389.765 ton.

Sementara itu, laba bersih atau laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2024 melonjak 88,04% YoY menjadi Rp1,28 triliun, dibandingkan Rp681,88 miliar pada 2023. Marjin laba bersih meningkat dari 14,8% menjadi 22,6%, dan mencapai rekor tertinggi bagi perseroan.

“Pencapaian ini mencerminkan efektivitas strategi serta keberhasilan manajemen dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi,” ujar Kevin Wijaya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper