Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Bersiap Hadapi Keputusan The Fed Pekan Ini

Pasar saham AS kini menantikan pertemuan Federal Reserve pekan ini. Investor berharap adanya sinyal pemangkasan suku bunga yang dapat meredakan volatilitas.
Informasi pasar saham di Nasdaq MarketSite di New York, AS, Senin, 5 Agustus 2024. Aksi jual pasar global semakin dalam karena kekhawatiran terhadap resesi ekonomi AS semakin meningkat./Bloomberg-Michael Nagle
Informasi pasar saham di Nasdaq MarketSite di New York, AS, Senin, 5 Agustus 2024. Aksi jual pasar global semakin dalam karena kekhawatiran terhadap resesi ekonomi AS semakin meningkat./Bloomberg-Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar saham AS yang diguncang kebijakan tarif Presiden Donald Trump kini menantikan pertemuan Federal Reserve pekan ini. Investor berharap adanya sinyal pemangkasan suku bunga yang dapat meredakan volatilitas pasar.

Setelah melemah selama berminggu-minggu, indeks S&P 500 pada Kamis (13/3/2025) resmi memasuki zona koreksi dengan koreksi lebih dari 10% dari rekor tertingginya pada 19 Februari.

Meskipun menguat pada Jumat, pelemahan pasar telah menghapus kapitalisasi pasar lebih dari US$4 triliun, dengan raksasa teknologi seperti Nvidia dan Tesla mengalami penurunan tajam.

Di tengah meningkatnya kekhawatiran perlambatan ekonomi, The Fed diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga pada Rabu mendatang. Namun, pelaku pasar akan mencermati apakah bank sentral memberikan indikasi pemangkasan lebih lanjut di tahun ini.

"Pasar sangat ingin mengetahui kapan The Fed merasa cukup yakin untuk memangkas suku bunga berikutnya," ujar Kepala Strategi Multi-Aset Morningstar Wealth Dominic Pappalardo.

Harapan pemangkasan suku bunga semakin kuat setelah data inflasi terbaru menunjukkan perlambatan. Meskipun masih di atas target tahunan 2% The Fed, data ekonomi yang mengecewakan berpotensi mengubah fokus bank sentral ke arah pemulihan ekonomi.

Investor kini memperkirakan hampir tiga kali pemangkasan suku bunga pada 2025, dengan tingkat suku bunga yang saat ini berada di kisaran 4,25%-4,5%.

Di sisi lain, beberapa analis mulai lebih berhati-hati terhadap prospek ekonomi dan pasar saham AS. Goldman Sachs menurunkan target inteks S&P 500 untuk 2025 dari 6.500 menjadi 6.200, sementara Yardeni Research memangkas proyeksi terbaiknya dari 7.000 menjadi 6.400.

Volatilitas pasar juga meningkat, dengan indeks Cboe VIX mencapai level tertinggi sejak Agustus.

Selain kebijakan The Fed, ketegangan perdagangan tetap menjadi perhatian utama investor. Trump baru-baru ini mengancam tarif 200% untuk anggur dan minuman beralkohol dari Eropa, sementara Uni Eropa membalas dengan tarif senilai US$28 miliar pada barang-barang AS.

"Meskipun kebijakan moneter The Fed masih menjadi fokus utama dalam beberapa tahun terakhir, dalam beberapa bulan ke depan, dinamika tarif perdagangan kemungkinan akan menjadi penggerak utama pasar," kata CIO Manulife Investment Management Nathan Thooft.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper