Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peluang IPO Sektor Konsumer saat Daya Beli Masyarakat Melempem

Daya beli masyarakat dikhawatirkan lemah pada tahun ini. Meski begitu, masih banyak perusahaan sektor konsumer yang ancang-ancang mencatatkan saham lewat IPO.
Pegawai mengambil foto suasana saat pembukaan perdagangan perdana Bursa Efek Indonesia 2025 di Mainhall Gedung BEI di Jakarta, Kamis, (2/1/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai mengambil foto suasana saat pembukaan perdagangan perdana Bursa Efek Indonesia 2025 di Mainhall Gedung BEI di Jakarta, Kamis, (2/1/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Perusahaan Sektor Konsumer Mau IPO

Meski begitu, di tengah lesunya daya beli masyarakat dan pelemahan pasar saham Indonesia, masih banyak perusahaan sektor konsumer yang ancang-ancang IPO. BEI mencatat terdapat 24 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI.

Dari 24 perusahaan yang ada di pipeline, mayoritas perusahaan atau 23 perusahaan masuk ke dalam skala besar atau beraset di atas Rp250 miliar. Hanya satu perusahaan di dalam pipeline IPO yang berkategori menengah atau beraset Rp50 miliar sampai dengan Rp250 miliar.

Sementara, banyak perusahaan pipeline IPO berasal dari sektor konsumer, di mana satu perusahaan berasal dari sektor consumer non-cyclicals dan tujuh perusahaan berasal dari sektor consumer cyclical.

Salah satu calon emiten yang ancang-ancang IPO dari sektor konsumer adalah produsen permen kembang gula, PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk. (YUPI). Berdasarkan prospektus awal, Yupi akan menawarkan 854.448.900 saham atau mencapai 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dengan nilai nominal Rp50 per saham. 

Harga penawaran saham perdana atau harga IPO Yupi dibanderol di kisaran Rp2.100 hingga Rp2.500 per saham. Dengan asumsi harga tertinggi, total dana yang dapat dihimpun dari IPO ini mencapai Rp2,13 triliun.

Head of Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia Suryanata mengatakan Kiwoom Sekuritas concern terhadap lesunya daya beli masyarakat yang akan menyulitkan pertumbuhan ekonomi untuk bertahan di level 5% pada kuartal I/2025. Sebab, belanja konsumer mendukung sebagian besar porsi produk domestik bruto (PDB) Indonesia, didukung oleh jumlah populasi Indonesia yang besar.  

"Namun, belanja masyarakat juga lah yang menjadi alasan kenapa sektor consumer masih mendominasi pipeline IPO. Secara andaikata, ada perusahaan di sektor lain seperti pertambangan misalnya, mungkin belum menemukan momentum yang tepat untuk listing," katanya kepada Bisnis pada Selasa (11/3/2025).

Untuk perusahaan sektor konsumer seperti YUPI juga dinilai masih prospektif bisa meraup pendanaan optimal dalam gelaran IPO.

"Khusus YUPI masih potensi untuk bisa sukses tercatat di Bursa, mengingat adanya aksi backdoor listing di YUPI akan membuat menjadi menarik," ujar Liza. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper