Bisnis.com, JAKARTA – Daya beli masyarakat dikhawatirkan melemah pada tahun ini. Meski begitu, masih banyak perusahaan sektor konsumer yang ancang-ancang go public lewat penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Kekhawatiran pelemahan daya beli masyarakat terjadi seiring dengan kondisi deflasi. Badan Pusat Statistik atau BPS melaporkan Indeks Harga Konsumen atau IHK pada Februari 2025 mencatatkan deflasi secara tahunan untuk pertama kalinya dalam 25 tahun atau sejak Maret 2000.
IHK pada Februari 2025 mencapai 105,48, turun dari 105,58 pada Februari 2024 atau terjadi deflasi sebesar 0,09% secara tahunan (year on year/yoy).
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga menunjukkan penurunan 0,8 poin pada Februari 2025 menjadi 126,4 dari Januari yang sebesar 127,2.
Untuk diketahui, IKK menunjukkan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi mereka terhadap masa depan. IKK merupakan indikator yang dapat digunakan untuk memprediksi perkembangan konsumsi dan tabungan rumah tangga.
Di tengah lesunya daya beli masyarakat, pasar saham Indonesia juga tak berdaya. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatatkan pelemahan sebesar 0,79% atau 52,36 poin ke level 6.545,85 pada perdagangan hari ini, Selasa (11/3/2025).
IHSG sudah melorot 7,54% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025. Pasar saham Indonesia juga terus mencatatkan larinya dana asing dengan nilai jual bersih atau net sell sebesar Rp332,36 miliar pada perdagangan kemarin, Selasa (11/3/2025), dan Rp23,52 triliun sepanjang 2025.