Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat ke level 6.531,39 pada perdagangan hari ini, Rabu (5/3/2025). Indeks komposit menguat setelah terdorong oleh kenaikan saham BBRI, BBCA, hingga GOTO.
Berdasarkan data RTI Infokom, pada pukul 16.00 WIB IHSG ditutup pada level 6.531,39 atau naik 2,43%. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada rentang 6.405-6.570.
Tercatat, 424 saham menguat, 182 saham melemah, dan 191 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar terpantau naik ke posisi Rp11.246 triliun.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi saham yang paling aktif diperdagangkan dengan nilai Rp1,6 triliun. Saham BBRI ditutup melesat 4,63% ke level Rp3.840 per saham.
Saham lainnya yang aktif diperdagangkan adalah saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang mencapai Rp1,4 triliun. Sama seperti saham BBRI, saham BBCA ditutup menguat 1,69% ke level Rp9.000 per saham.
Saham lain yang juga menguat signifikan sore ini adalah saham ASII yang naik 4,48% ke level Rp4.900 per saham, saham TLKM melesat 2,94% ke level Rp2.450 per saham, hingga saham GOTO yang naik 6,49% ke level Rp82 per saham.
Baca Juga
Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas menjelaskan IHSG dan Bursa saham regional Asia kembali menguat, setelah Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS) Howard Lutnick, menyarankan pemerintahan Trump untuk mengurangi sejumlah tarif yang telah memicu aksi jual global di pasar.
Lutnick mengisyaratkan adanya kompromi dengan Kanada dan Meksiko, beberapa jam setelah AS memberlakukan tarif baru bagi Kanada, Meksiko, dan China.
Di Asia, pasar merespon hasil rapat parlemen tahunan China yang menetapkan target pertumbuhan PDB 2025 sekitar 5% dan menguraikan langkah-langkah stimulus untuk ekonomi, di tengah meningkatnya perselisihan perdagangan dengan Amerika Serikat (AS).
Target tersebut tentunya memberikan indikasi China berencana untuk mengadopsi lebih banyak kebijakan yang memacu konsumsi domestik dan meningkatkan pengembangan kecerdasan buatan (AI) untuk mencapai target pertumbuhan nasional.
Di sisi lain Tarif AS atas barang-barang dari Negeri Tirai Bambu ini telah meningkat menjadi 20%, mendorong Beijing untuk membalas dengan tarif baru sebesar 10%-15% atas impor AS tertentu, berlaku mulai 10 Maret, dan pembatasan ekspor pada perusahaan-perusahaan AS.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.