Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah pada hari ini, Selasa (4/3/2025). IHSG ditutup melemah terdorong oleh saham PTRO, WIFI, hingga BMRI.
Berdasarkan data RTI Infokom, pada pukul 16.00 WIB, IHSG ditutup pada level 6.380,40 atau turun 2,14%. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada rentang 6.361-6.528.
Tercatat, 110 saham menguat, 473 saham melemah, dan 210 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar terpantau turun ke posisi Rp11.017 triliun.
Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menjadi salah satu saham yang melemah sore ini. Saham BMRI turun 1,22% ke level Rp4.840 per saham.
Saham lainnya yang juga melemah hari ini adalah saham PT Petrosea Tbk. (PTRO) milik Prajogo Pangestu. Saham PTRO turun 11,31% ke level Rp2.980 per saham.
Selain itu, saham afiliasi Hashim Djojohadikusumo PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) juga melemah 17,53% ke level Rp2.070 per saham sore ini.
Saham-saham lain yang juga terjun ke zona merah sore ini adalah saham ADRO turun 6,83% ke level Rp1.910, saham AADI melemah 6,04% ke level Rp6.225 per saham, hingga saham GOTO turun 3,75% ke level Rp77 per saham.
Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas menjelaskan IHSG dan Bursa saham regional Asia melemah hari ini karena aksi tekanan jual seiring dengan pupusnya harapan pasar akan kesepakatan tarif. Hal ini setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan dimulainya tarif 25% untuk Kanada dan Meksiko, serta rencana untuk menaikkan tarif impor China dari 10% menjadi 20%.
Trump juga mengonfirmasi tarif pada Meksiko, Kanada, dan China akan berlaku sesuai rencana, tanpa ruang lebih lanjut untuk negosiasi.
Sementara itu, China dilaporkan sedang mempersiapkan tindakan tarif balasan, yang berpotensi menargetkan ekspor pertanian AS dan meningkatkan prospek tarif balas dendam. Sebelumnya, Kementerian Perdagangan China mengungkapkan dengan tegas menolak tarif tambahan AS terhadap barang-barang China dan akan mengambil tindakan balasan.
Hal ini memberikan dampak akan perang dagang secara global yang akan meningkatkan inflasi dan melambatnya pertumbuhan ekonomi.
Adapun, pasar saat ini menunggu laporan ketenagakerjaan yang akan dirilis pada Rabu dan laporan penggajian nonpertanian pada Jumat untuk sebagai petunjuk lebih lanjut tentang terkait kebijakan suku bunga The Fed.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.