Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir optimistis bahwa kehadiran Danantara, entitas sovereign wealth fund atau SWF Indonesia, akan memberikan sentimen positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Hal ini disampaikannya usai menghadiri Konferensi Pers Penurunan Harga Tiket Pesawat di Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Sabtu (1/3/2025).
Erick menegaskan bahwa dampak positif tersebut tidak akan langsung terlihat dalam waktu singkat dan membutuhkan waktu untuk terbukti.
"Harusnya bisa, tetapi perlu waktu. Kami tidak bisa melawan persepsi yang ada saat ini. Misalnya, ada anggapan bahwa benchmarking antara Danantara dengan sovereign wealth fund lain itu tidak bagus, itu salah besar. Nanti kita buktikan saja," ujarnya kepada wartawan.
Erick menambahkan, meskipun masih banyak kritik terhadap BUMN dan pengelolaan negara, dia percaya bahwa kinerja yang ditunjukkan oleh BUMN saat ini sudah jauh lebih baik.
Misalnya, dia mencontohkan seperti keuntungan yang tercatat mencapai Rp310 triliun, menunjukkan bahwa banyak kemajuan yang telah dicapai. Menurutnya, jika BUMN memang buruk dan penuh dengan praktik korupsi, pencapaian tersebut tentu tidak akan terwujud.
Baca Juga
"Kalau memang BUMN itu buruk, tidak mungkin ada profit Rp310 triliun. Jika pelayanan bandara saja bisa lebih baik, itu membuktikan bahwa BUMN tidak seburuk yang dikatakan orang," pungkas Erick.
IHSG tercatat anjlok 7,83% ke level 6.270,59 sepanjang perdagangan pekan ini, 24—28 Februari 2025, atau pada pekan peluncuran BPI Danantara. Pelemahan itu membuat kapitalisasi bursa turun menjadi Rp10.880 triliun.