Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan akan meluncurkan produk exchange traded fund (ETF) emas tahun ini, setelah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) ETF Emas diterbitkan.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan dengan terbitnya POJK 17/2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Bulion, maka sudah diatur pula kegiatan usaha bulion.
"Untuk ETF Emas kami masih menunggu POJK terkait produk ETF Emas ini," kata Jeffrey, Rabu (26/2/2025).
Jeffrey juga menjelaskan BEI secara paralel telah melakukan diskusi dengan Pegadaian, Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI untuk fatwa atas produk ETF Emas, dan juga berdiskusi dengan belasan manajer investasi.
Meski demikian, Jeffrey belum memberikan kepastian di kuartal berapa produk ETF Emas ini akan meluncur.
"Target kami tahun ini bisa diluncurkan," ucap Jeffrey.
Seperti diberitakan sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah menggodok produk investasi baru exchange traded fund (ETF) dengan aset dasar (underlying asset) emas.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyampaikan diversifikasi dan pengembangan instrumen di pasar modal juga akan dilakukan dalam mendorong pendalaman pasar keuangan.
“Diversifikasi dan pengembangan instrumen di pasar modal, seperti penerbitan produk ETF dengan underlying emas, pengembangan produk reksa dana, pengaturan perdagangan offshore products dan efek digital,” kata Mahendra dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan, Selasa (11/2/2025).
Rencana untuk meluncurkan produk anyar ETF emas juga sebelumnya pernah disampaikan oleh Direktur Utama BEI Iman Rachman, setelah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 23 Oktober 2023.
Iman menyampaikan ETF emas diharapkan menjadi alternatif investasi bagi investor yang tertarik dengan produk berbasis emas.
Sebagai informasi, ETF biasanya memiliki aset dasar saham, termasuk indeks acuan, yang harganya mengikuti perkembangan real-time di pasar saham.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.