Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Komoditas Hari Ini, 25 Februari 2025: Emas dan Batu Bara Melesat, CPO Jeblok

Harga emas kembali memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa seiring dengan meningkatnya permintaan.
Ilustrasi batangan emas dari Indonesia./Dok. Freeport Indonesia
Ilustrasi batangan emas dari Indonesia./Dok. Freeport Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas kembali memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa seiring dengan meningkatnya permintaan di tengah kekhawatiran atas rencana tarif Presiden AS Donald Trump pada penutupan perdagangan kemarin. Sementara itu, harga Batu Bara terpantau menguat, sedangkan CPO melemah.

Mengutip Reuters pada Selasa (25/2/2025), harga emas di pasar spot naik 0,4% menjadi US$2.944,48 per ounce setelah sempat menyentuh US$2.956,15 di awal sesi. Harga pembukaan ini merupakan rekor tertinggi kesebelas pada 2025. Sementara itu, emas berjangka AS terpantau naik 0,3% pada US$2.963,20 per ounce.

Sementara dalam perdagangan pagi ini (25/2/202) di pasar spot tercatat harga emas melemah tipis ke level US$2.949,7 pada pukul 08:04 WIB. Level ini turun 2,03 poin atau 0,07%. 

Sementara itu, indeks dolar AS menyentuh level terendah sejak 10 Desember, membuat emas batangan lebih terjangkau bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.

“Investor percaya bahwa dalam beberapa minggu dan bulan mendatang atau lebih lama dari itu, harga emas akan terus terapresiasi,” kata Jim Wyckoff, analis pasar senior di Kitco Metals.

Dia menyebut emas saat ini masih sideways menuju level lebih tinggi baru. "Selama ketidakpastian masih ada, emas kemungkinan akan terus naik," klaimnya.

Presiden AS Donald Trump memperingatkan akan adanya tarif baru pada minggu lalu. Rencana ini secara luas dipandang bersifat inflasioner dan mampu memicu perang dagang, sehingga meningkatkan permintaan terhadap aset-aset safe-haven seperti emas batangan.

Sementara itu, kepemilikan SPDR Gold Trust, ETF dengan aset dasar emas terbesar di dunia, meningkat menjadi 904,38 metrik ton pada Jumat, tertinggi sejak Agustus 2023.

Harga yang bertahan di atas US$2.950 per ounce menarik fokus investor menuju angka US$3.000, dengan harga logam naik lebih dari 12% pada tahun 2025.

Investor akan mengamati laporan Pengeluaran Konsumsi Pribadi AS pada hari Jumat, yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed.

The Fed kemungkinan akan menunggu hingga kuartal berikutnya sebelum memangkas suku bunganya lagi, menurut mayoritas ekonom dalam jajak pendapat Reuters yang sebelumnya memperkirakan penurunan suku bunga pada bulan Maret.


Harga Batu Bara Hari Ini

Sementara itu, berdasarkan data dari Bar Chart, harga batu bara kontrak Februari 2025 di ICE Newcastle pada penutupan perdagangan Senin (24/2/2025) menguat 0,25% pada level US$102,25 per metrik ton. Sementara itu, harga batu bara kontrak Maret 2025 naik 0,24% pada level US$103 per metrik ton.

Laporan tim ekonom Bank Dunia, Paolo Agnolucci, Matias Guerra Urzua, dan Nikita Makarenko, menyebut harga batu bara thermal kemungkinan akan turun pada 2025 dan 2026 karena konsumsi global yang lebih rendah.

Bank Dunia mengatakan, konsumsi batu bara thermal global diperkirakan akan menurun pada 2025 dan semakin menyusut pada 2026, menyusul kenaikan sebesar 1% pada enam bulan pertama tahun 2024.

Mereka menyebut, permintaan listrik tambahan di China, konsumen batu bara terbesar di dunia, sebagian besar dipenuhi oleh energi terbarukan dan pembangkit listrik tenaga air, sementara India mendorong peningkatan konsumsi batu bara global pada paruh pertama tahun 2024.

"Konsumsi batu bara global diperkirakan akan sedikit menurun pada 2025, dan terus menurun pada 2026, seiring dengan semakin cepatnya peralihan ke energi terbarukan dan gas alam untuk pembangkit listrik, sehingga menggantikan batu bara," jelas laporan tersebut.

Tim peneliti Bank Dunia melihat adanya penurunan harga batu bara thermal sebesar 12% pada 2025 dan 2026. Saat ini, harga batu bara thermal Newcastle berada pada kisaran US$114,55 per ton.


Harga CPO Hari Ini

Sementara itu, harga komoditas minyak kelapa sawit atau CPO berjangka pada penutupan perdagangan Senin (24/2/2025) kontrak Maret 2025 anjlok 101 poin ke 4.735 ringgit per ton di Bursa Derivatif Malaysia. Kemudian, kontrak April 2025 juga melemah 103 poin pada level 4.659 ringgit per ton.

Melansir Bloomberg, direktur Godrej International Ltd., Dorab Mistry, menyebut harga minyak kelapa sawit kemungkinan akan tetap kuat mendekati level saat ini setidaknya hingga akhir Maret. Hal tersebut didukung oleh terbatasnya pasokan dari Malaysia dan mandat biofuel yang ambisius dari Indonesia.

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper