Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ditekan Sentimen Perang Dagang, Bursa Asia Ditutup Lesu

Sebagian besar bursa Asia ditutup melemah karena sikap waspada investor di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan dan ketidakpastian geopolitik.
Papan saham elektronik perusahaan sekuritas di Tokyo, Jepang, menampilkan indeks Nikkei 225 Stock Average  pada Selasa, 28 Januari 2025./Bloomberg-Toru Hanai
Papan saham elektronik perusahaan sekuritas di Tokyo, Jepang, menampilkan indeks Nikkei 225 Stock Average pada Selasa, 28 Januari 2025./Bloomberg-Toru Hanai

Bisnis.com, JAKARTA - Sebagian besar bursa Asia ditutup melemah pada Rabu (19/2/2025) karena sikap waspada investor di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan dan ketidakpastian geopolitik. 

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix Jepang ditutup terkoreksi 0,30% ke level 2.767,25, sedangkan indeks S&P/ASX 200 Australia melemah 0,73% pada level 8.419,19. 

Kemudian, indeks Hang Seng Hong Kong terpantau melemah 0,34% ke level 22.899,84, sementara indeks FTSE Bursa Malaysia KLCI turun 0,25% pada 1.580,89.

Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan ditutup di zona hijau setelah naik 1,7% pada level 2.671,52. Selanjutnya, bursa China terpantau naik setelah indeks komposit Shanghai menguat 0,81% pada level 33.351,54

Indeks MSCI Asia Pacific turun dari level tertingginya dalam tiga bulan setelah Presiden Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif tambahan pada bulan April. Adapun, saham semikonduktor naik di China.

Meskipun investor tetap waspada terhadap tarif dan pembicaraan untuk mengakhiri perang di Ukraina, sebagian besar fokus di Asia adalah apakah kenaikan saham China senilai $1 triliun akan berkelanjutan. 

Kemajuan dalam kecerdasan buatan yang dicapai oleh DeepSeek dan pertemuan Presiden Xi Jinping dengan perusahaan teknologi, termasuk salah satu pendiri Alibaba Group Holding Ltd. Jack Ma, telah mendorong kenaikan harga saham.

“Terhadap dampak positif jangka pendek di Tiongkok, masih ada ketidakpastian jangka menengah seputar ancaman tarif Trump dan jalur suku bunga,” kata Kieran Calder, kepala penelitian ekuitas Asia di Union Bancaire Privee di Singapura.

Investor China daratan membeli saham Hong Kong senilai HK$22,4 miliar atau US$2,9 miliar pada hari Selasa kemarin. Arus masuk tersebut merupakan pembelian harian terbesar sejak awal 2021 dan terbesar keempat yang pernah tercatat, menurut data yang dikumpulkan Bloomberg sejak akhir tahun 2016, ketika hubungan perdagangan dengan pusat keuangan tersebut dimulai.

Saham Baidu Inc. turun sebanyak 7,3% di Hong Kong setelah perusahaan mengumumkan penurunan pendapatan.

Analis portofolio Asia Eastspring Investments Ken Wong mengatakan pelemahan perusahaan-perusahaan internet terjadi setelah perkiraan Baidu menimbulkan kekhawatiran mengenai belanja modal.

"Investor khawatir perusahaan internet China tidak melihat prospek pertumbuhan tahun ini dan karenanya tidak meningkatkan belanja modal,” katanya.

Saham HSBC Holdings Plc menyentuh level tertinggi sejak 2013 di Hong Kong setelah perusahaan tersebut melaporkan laba sebelum pajak selama setahun penuh yang mengalahkan perkiraan rata-rata analis. Saham National Australia Bank Ltd. turun sebanyak 8,6% setelah pendapatan kuartal pertama menurun.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif terhadap impor mobil, semikonduktor, dan obat-obatan sebesar sekitar 25%, dan pengumumannya akan diumumkan segera pada tanggal 2 April. Komentarnya sebelumnya mengenai tarif ditanggapi dengan skeptis oleh beberapa investor yang melihatnya sebagai taktik tawar-menawar.

“Saya mungkin akan memberi tahu Anda hal itu pada tanggal 2 April, tetapi angkanya akan mencapai sekitar 25%,” kata Trump kepada wartawan pada hari Selasa di klub Mar-a-Lago ketika ditanya tentang tarif otomotif. 

Bea masuk baru ini, jika diterapkan, akan memperluas perang dagang yang dilancarkan presiden. Trump sebelumnya mengumumkan tarif 25% pada baja dan aluminium yang akan mulai berlaku pada bulan Maret, namun komentarnya pada hari Selasa adalah komentarnya yang paling rinci dalam menentukan sektor-sektor lain yang akan terkena hambatan baru.

Terkait impor obat-obatan, dia berkata jumlah pungutannya akan mencapai 25% atau lebih. Bea tersebut akan meningkat secara signifikan dalam jangka waktu satu tahun. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper