Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rebalancing MSCI Bikin Saham Unilever (UNVR) Ambles Kala IHSG Hijau

Terdepaknya Unilever Indonesia (UNVR) dari indeks MSCI Global Standard membuat performa saham perseroan ambles pada perdagangan kemarin.
Jajaran direksi PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan yang digelar di Tangerang Selatan, Kamis (20/6/2024). - Bisnis/Dionisio Damara
Jajaran direksi PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan yang digelar di Tangerang Selatan, Kamis (20/6/2024). - Bisnis/Dionisio Damara

Bisnis.com, JAKARTA – Terdepaknya saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dari indeks MSCI Global Standard membuat performa saham perseroan ambles. Hal ini terjadi ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menghijau.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup menguat sebesar 1,74% menuju level 6.645,78 pada Rabu (12/2/2025). Sebanyak 382 saham menguat, 227 saham terkoreksi, dan 346 saham jalan di tempat alias stagnan.

Di tengah penguatan indeks komposit, laju saham UNVR justru parkir di zona merah. Hingga akhir perdagangan, saham perseroan melemah 3,51% menuju level Rp1.375. Banderol ini turut mencerminkan penurunan sebesar 27,06% year to date (YtD).

Penurunan saham UNVR terjadi seiring dengan pengumuman awal rebalancing MSCI Global Standard Index untuk periode Februari 2025. MSCI diketahui telah mengumumkan evaluasi indeks dengan periode efektif pada 3 Maret 2025 hingga 2 Juni 2025.

Berdasarkan laporan resmi MSCI, total terdapat tiga saham yang terdepak dari indeks MSCI Global Standard. Mereka adalah UNVR, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA).

Meski demikian, saham INKP dan MDKA dimasukkan ke dalam MSCI Global Small Cap Index bersama dengan saham PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO).

Analis Teknikal BRI Danareksa Sekuritas Reyhan Pratama mengatakan bahwa penurunan UNVR bukan sekedar akibat boikot, melainkan karena kinerja keuangan yang menurun dan persaingan semakin ketat. 

"Secara teknikal, tren UNVR masih bearish, hingga saat ini masih belum ada tanda-tanda pembalikan arah tren, sehingga rekomendasi masih jual," ujarnya pada Rabu (12/2/2025).

Dengan proyeksi tersebut, Reyhan menyatakan bahwa target harga saham untuk Unilever Indonesia dalam jangka menengah sebesar Rp1.240 per saham. 

Untuk diketahui, UNVR bakal merilis laporan keuangan tahun buku 2024 pada hari ini, Kamis (13/2/2025). Sebagai gambaran, hingga kuartal III/2024, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp27,41 triliun atau turun 10,12% year on year (YoY).

Penurunan tersebut mengakibatkan Unilever Indonesia meraih laba yang dapat diatribusikan senilai Rp3 triliun atau terkoreksi 28,15% YoY dari posisi Rp4,18 triliun.

Dalam paparan kinerja kuartal III/2024, Direktur Utama Unilever Indonesia Benjie Yap menyatakan bahwa perusahaan sedang melakukan penyesuaian, mulai dari menyempurnakan berbagai produk untuk konsumen hingga memperkuat efisiensi operasional dengan menggunakan perspektif jangka panjang.

Sedikitnya ada empat fokus perbaikan yang dibidik Unilever, yakni kategori, saluran, biaya, dan organisasi. Terkait dengan segmen kategori, perusahaan bakal memperkuat merek dan portofolio utama dengan merilis produk melalui format baru.

Perusahaan, kata Benjie, akan melakukan transformasi dari sisi saluran, antara lain pada distribusi perdagangan dan manajemen stok secara efektif. UNVR juga bakal mengatur ulang biaya hingga memperbaiki alokasi sumber daya.

Unilever turut memperkuat organisasi supaya lebih efisien dan akuntabel melalui transformasi berkelanjutan, termasuk perubahan di tingkat kepemimpinan.

Benjie menyatakan bahwa seluruh upaya tersebut akan dilakukan secara menyeluruh dan diperkirakan membutuhkan waktu sampai dengan semester I/2025.

“Kami mendorong perbaikan operasional yang akan membutuhkan waktu setidaknya hingga paruh pertama tahun depan. Kami sepenuhnya percaya bahwa ini adalah langkah yang tepat untuk dilakukan,” kata Benjie.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper