Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup melemah ke posisi Rp16.383,5 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Selasa (11/2/2025).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan melemah 0,16% atau 25,5 poin ke level Rp16.383,5 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS terpantau naik 0,07% ke posisi 108,39.
Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang di Asia lainnya mengalami pelemahan saat indeks dolar AS naik. Yen Jepang misalnya melemah 0,5%, dolar Hong Kong melemah 0,05%, dolar Singapura melemah 0,04%, dan won Korea Selatan melemah 0,06%.
Selain itu, yuan China melemah 0,04%, peso Filipina melemah 0,1%, serta baht Thailand melemah 0,61%.
Pengamat forex Ibrahim Assuaibi mengatakan terdapat sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan rupiah hari ini. Dari luar negeri, Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif baru sebesar 25% untuk semua impor baja dan aluminium.
Langkah ini meningkatkan kekhawatiran atas meningkatnya ketegangan perdagangan dan dampak potensialnya terhadap ekonomi global. Tarif balasan China atas barang-barang AS akan mulai berlaku dan semakin berkontribusi pada sentimen yang lemah.
Baca Juga
Dari dalam negeri, pemerintah dinilai perlu mendorong geliat industri manufaktur untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi 5,2% pada tahun 2025. Hal tersebut terlihat dari adanya indikasi tren deindustrialisasi dalam beberapa tahun terakhir.
Kondisi tersebut perlu disikapi mengingat manufaktur merupakan penyerap tenaga kerja terbesar. Jika industri manufaktur terus melemah, maka masyarakat akan kesulitan mencari pekerjaan. Akibatnya, makin banyak masyarakat yang bekerja di sektor informal.