Bisnis.com, JAKARTA — Pasar saham Indonesia pada awal 2025 berkinerja jeblok. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai faktor luar negeri membawa pengaruh besar terhadap pergerakan pasar saham.
Berdasarkan data BEI, indeks harga saham gabungan (IHSG) melemah 1,75% pada perdagangan hari ini, Selasa (11/2/2025) ditutup di level 6.531,99. IHSG pun melemah 7,74% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025.
Pasar saham Indonesia pun masih mencatatkan nilai jual bersih atau net sell asing sebesar Rp469 miliar pada perdagangan hari ini. Sepanjang 2025, pasar saham Indonesia pun mencatatkan net sell asing Rp8,9 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan faktor pendorong pelemahan IHSG adalah ketidakpastian global.
"IHSG turun terus, memang karena secara global masih uncertainty. Dolar juga yang salah satu memengaruhi," ujar Inarno setelah acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) pada Selasa (11/2/2025).
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar juga mengatakan pada 2025, terdapat tantangan di pasar modal Indonesia yang tidak mudah. "Pertumbuhan ekonomi global tumbuh terbatas. Lalu, normalisasi suku bunga AS akan terus berlanjut, tetapi dengan laju lebih lambat," ujar Mahendra.
Baca Juga
Selain itu, kompleksitas pemulihan ekonomi meningkat seiring geopolitik dinamis. Kebijakan perdagangan dipengaruhi juga aspek politik.
Di domestik, kondisi pasar dihadapkan atas isu struktural penerapan tenaga kerja sektor formal. Tantangan juga muncul terkait pemulihan daya beli masyarakat, khususnya kelompok menengah ke bawah.
Adapun, Direktur Utama BEI Iman Rachman menyatakan seiring dengan pelemahan IHSG, yang menjadi kekhawatiran utama pasar adalah faktor global. "Saya selalu optimistis, akan tetapi tetap waspada, yang saya takutkan globalnya, bukan domestik," ujarnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.