Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah ke Level Rp16.360, Dolar AS Kian Perkasa

Rupiah dibuka melemah 0,01% ke level Rp16.360 per dolar AS hari ini.
Karyawan menghitung uang dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Sabtu (7/9/2024)./JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan menghitung uang dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Sabtu (7/9/2024)./JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah menuju posisi Rp16.360 pada Selasa (11/2/2025). Pelemahan ini terjadi di tengah posisi greenback yang menguat.

Mengutip Bloomberg, rupiah dibuka melemah 2 poin atau 0,01% ke level Rp16.360 per dolar AS. Adapun, indeks dolar AS menguat sebesar 0,06% menuju posisi 108,38.

Sementara itu, mata uang lain di Asia mayorita melemah. Won Korea turun sebesar 0,15% bersama yuan China sebesar 0,03%. Sementara itu, peso Filipina melemah 0,07%, lalu rupee India dan baht Thailand masing-masing 0,06% dan 0,48%.

Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi mengungkapkan bahwa sentimen awal pekan ini dipengaruhi oleh keputusan Donald Trump yang menetapkan tarif baru sebesar 25% untuk semua impor baja dan aluminium.

Kebijakan ini memicu kekhawatiran meningkatnya ketegangan perdagangan serta dampaknya terhadap ekonomi global. Selain itu, tarif balasan dari China terhadap barang-barang AS juga semakin memperburuk sentimen pasar.

Sementara itu, Trump menyatakan bahwa AS sedang berkomunikasi dengan Rusia dalam upaya mengakhiri perang di Ukraina. Namun, Trump menolak memerinci komunikasi yang telah dilakukan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

“Washington juga meningkatkan tekanan terhadap Iran, dengan Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi baru terhadap beberapa individu dan kapal tanker yang membantu mengirimkan jutaan barel minyak mentah Iran per tahun ke China,” ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis, Senin (11/2/2025).

Di dalam negeri, Ibrahim mengatakan dorongan terhadap sektor manufaktur dianggap perlu untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,2% pada 2025.

Tren deindustrialisasi yang terlihat dalam beberapa tahun terakhir menjadi indikasi bahwa langkah strategis harus segera diambil. Sektor manufaktur, sebagai penyerap tenaga kerja terbesar, memegang peranan penting dalam perekonomian.

Menurutnya, jika industri ini terus melemah, masyarakat akan kesulitan mendapatkan pekerjaan yang pada akhirnya mendorong lebih banyak orang ke sektor informal.

Untuk perdagangan hari ini, Ibrahim memperkirakan rupiah akan ditutup melemah dalam kisaran Rp16.340–Rp16.410 per dolar AS. 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper