Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Bisnis-27 dibuka melemah sejalan dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa (11/2/2025). Kendati begitu, saham ANTM, PGAS hingga AMRT terpantau melaju di zona hijau pagi ini.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks hasil kerja sama Bursa dengan harian Bisnis Indonesia ini turun 0,68% atau 3,33 poin menuju level 484,51 sesaat setelah pembukaan. Tercatat, 8 saham menguat, 16 saham terkoreksi, dan 3 stagnan.
Saham yang naik antara lain PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dengan pertumbuhan 2,17% menjadi Rp1.415. Posisi ini disusul saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) yang meningkat 1,57% menuju level Rp1.620 per saham.
Saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) juga membukukan kenaikan sebesar 1,34% menjadi Rp3.020 per saham, dan PT United Tractors Tbk. (UNTR) menorehkan pertumbuhan 0,93% menuju level Rp24.350.
Sementara itu, saham dengan penurunan terbesar dipimpin oleh PT Indosat Tbk. (ISAT) yang melemah 7,55% menjadi Rp1.775 per saham dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menurun 2,20% ke level Rp4.890.
Di sisi lain, indeks komposit alias IHSG dibuka melemah sebesar 0,50% atau 33,32 poin ke posisi 6.614,82 sesaat setelah pembukaan. Pada hari ini, IHSG dibuka pada level 6.648,14 dan sempat bergerak menuju level tertingginya yakni 6.658,23.
Baca Juga
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menyampaikan bahwa IHSG kembali melanjutkan tren pelemahan pada perdagangan awal pekan, Senin (10/2/2025), dengan menembus level support di 6.700.
Kondisi tersebut, kata Valdy, membuka peluang bagi indeks komposit untuk menguji support berikutnya yang diperkirakan berada di kisaran level 6.550-6.600.
“IHSG konfirmasi support breaklow di 6.700 dan berpotensi uji support berikutnya di level 6550-6600. Stochastic RSI berpotensi kehilangan momentum, jika breaklow 6.550,” ujarnya melalui publikasi riset harian.
Dia menuturkan salah satu faktor eksternal yang membebani pergerakan IHSG adalah rencana pengumuman paket tarif impor tahap kedua oleh pemerintah Amerika Serikat. Kebijakan ini memicu kekhawatiran akan lonjakan inflasi yang dapat mempengaruhi arah kebijakan moneter Federal Reserve atau The Fed.
“Kondisi tersebut berdampak negatif terhadap pergerakan harga saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga, khususnya bank-bank berkapitalisasi besar,” tuturnya.
Di sisi domestik, data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Januari 2025 yang akan dirilis pada hari ini diharapkan dapat meredam tekanan jual. IKK Januari 2025 diperkirakan tidak akan berbeda jauh dari level Desember 2024 yang berada di 127,7.
Menurut Valdy, laporan data IKK diharapkan dapat membangun kembali optimisme terhadap laju pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang kuartal I/2025.
Dalam kondisi pasar yang dinamis, saham yang direkomendasikan untuk dicermati pada perdagangan hari ini antara lain UNVR, PGAS, MEDC, TPIA, dan CLEO.
___________
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.