Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ramalan Cuan Saham ASII, IMAS & TOBA Tersengat Guyuran Insentif Kendaraan Listrik

Guyuran insentif dari pemerintah diproyeksikan memberikan tenaga tambahan kepada emiten kendaraan lstrik ASII, IMAS hingga TOBA.
Pengunjung melihat mobil yang dipamerkan di stan Suzuki saat berlangsungnya Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung melihat mobil yang dipamerkan di stan Suzuki saat berlangsungnya Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah bergeliat memberikan insentif bagi industri kendaraan listrik pada tahun ini. Insentif tersebut diproyeksikan memberikan tenaga pada saham seperti PT Astra International Tbk. (ASII) hingga PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA).

Pada awal tahun ini, pemerintah memang telah memberikan guyuran sejumlah insentif bagi kendaraan listrik. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati telah resmi menerbitkan aturan diskon pajak penjualan atas barang mewah alias PPnBM hingga 100% untuk mobil listrik sepanjang 2025. 

Aturan itu tertera dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 135/2024. Beleid tersebut ditandatangani dan diundangkan pada 31 Desember 2024.

Dalam pertimbangannya, disebutkan PMK No. 135/2024 itu diterbitkan untuk menjaga keberlanjutan kebijakan pemerintah dalam mendorong penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.

Untuk motor listrik, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga tengah menggodok kebutuhan anggaran untuk meneruskan program insentif konversi motor listrik tahun ini.

Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan sejumlah insentif memang diharapkan mampu mendorong performa penjualan sejumlah emiten otomotif, terutama yang mengembangkan pasar kendaraan listriknya seperti ASII dan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS).

"Ini bisa menopang kinerja penjualan. Kalau tidak ada insentif sulit, karena infrastruktur dalam mendukung ekosistem kendaraan listrik belum optimal," ujarnya kepada Bisnis pada Senin (10/2/2025).

Pada tahun lalu, penjualan mobil listrik pun memang tumbuh pesat di tengah penjualan mobil domestik yang lesu. Mengacu data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil BEV pada 2024 tembus 43.188 unit, jumlah itu melonjak signifikan 153,2% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan 2023 sebanyak 17.051 unit.

Seiring dengan dorongan insentif, menurutnya saham ASII dan IMAS bisa mendapatkan tenaga. Nafan merekomendasikan accumulate untuk ASII dengan target harga Rp5.675 per lembar. Lalu, saham IMAS direkomendasikan hold dengan target harga Rp845 per lembar.

Selain itu, insentif diproyeksikan mampu mendorong kinerja saham emiten yang mengembangkan motor listrik seperti TOBA serta PT Indika EnergyTbk. (INDY). "Meskipun skema insentif motor listrik belum diketahui seperti apa, namun, bila diterapkan mampu meningkatkan performa penjualan," ujar Nafan.

INDY direkomendasikan accumulate dengan target harga Rp1.825 per lembar. Sementara TOBA direkomendasikan hold dengan target harga Rp380 per lembar.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer juga menilai insentif kendaraan listrik mampu memberikan tenaga bagi ASII dan IMAS di tengah kekhawatiran lesunya industri otomotif pada 2025. "Tren elektrifikasi dan inisiatif ESG [environment, social, governance] memberikan peluang bagi emiten yang beradaptasi dengan baik, terutama di pasar kendaraan listrik," ujar Miftah kepada Bisnis.

Acang-ancang Emiten Mobil Listrik

Head of Corporate Communications Astra Boy Kelana Soebroto menjelaskan khusus untuk pasar mobil listrik, ASII ancang-ancang strategi. "Ke depan, selain meluncurkan produk ICE, kami juga akan meluncurkan produk xEV yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan," kata Boy kepada Bisnis pada pekan lalu (3/2/2025).

Selain produk, ASII juga akan terus memberikan layanan yang lebih baik, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Indonesia.

"Kami memiliki jaringan dan ekosistem yang luas yang mendukung penjualan otomotif kami sehingga dapat memberikan layanan yang lebih baik ke pelanggan," tutur Boy.

Selain itu, PT Toyota Astra Motor (TAM), yang dinaungi ASII tengah mengkaji peluang untuk meluncurkan mobil listrik baru. Saat ini, Toyota memang baru mempunyai satu model BEV, yakni Toyota bZ4X yang harganya relatif premium di kisaran Rp1,19 miliar.

Ke depannya, Marketing Director Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy menjelaskan tidak menutup kemungkinan perseroan akan meluncurkan model BEV dengan harga terjangkau. Hanya saja, dia belum dapat membeberkan informasi tersebut secara rinci. 

Adapun, di ranah elektrifikasi, saat ini fokus Toyota yaitu mengembangkan model-model hybrid. Terbukti, Toyota memiliki sejumlah model mobil hybrid rakitan lokal seperti Kijang Innova Zenix Hybrid hingga Yaris Cross Hybrid dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) di atas 70%.

Sementara, IMAS juga bergeliat mengembangkan produk kendaraan listriknya. Direktur Utama IMAS Jusak Kertowidjojo mengatakan perseroan melirik produsen asal China untuk memperkuat portofolio, sebab Negeri Tirai Bambu jauh lebih maju dalam hal ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

Pada tahun lalu, IMAS melalui anak usahanya, PT Indomobil Energi Baru juga telah meneken perjanjian kerja sama dengan produsen mobil asal China, SAIC MAXUS Automotive Co Ltd. Dalam perjanjian tersebut, disepakati bahwa Indomobil Energi Baru telah ditunjuk sebagai distributor kendaraan bermotor merek Maxus beserta pelayanan purna jual, termasuk suku cadang dan aksesorisnya di Indonesia.

Pada perkembangan lain, IMAS juga membentuk perusahaan patungan atau joint venture dengan produsen mobil listrik China, GAC AION. Adapun, mobil listrik GAC AION Y Plus akan dipasarkan di Indonesia dengan skema impor utuh sebelum akhirnya dirakit secara lokal.

Di motor listrik, tahun lalu TOBA telah menjalin kolaborasi strategis dengan Asian Development Bank (ADB) dan Bank DBS Indonesia untuk mempercepat adopsi penggunaan sepeda motor listrik di Indonesia. TOBA akan mendapatkan pendaan sebesar US$15 juta untuk mendukung PT Energi Kreasi Bersama atau Electrum.

Kemudian, INDY mengembangkan motor listrik Alva melalui PT Ilectra Motor Group (IMG).

Perseroan telah mengembangkan berbagai stasiun pengisian daya, seperti Alva Boost Charge Station dan Alva Intelligent Charging System (AICS) yang memungkinkan pengguna mengatur pengisian daya melalui aplikasi My ALVA App.

Muncul pula pemain baru di industri kendaraan listrik yakni PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA). Anak usaha ERAA yakni PT Sinar Eka Selaras Tbk. (ERAL) telah memperoleh kontrak penting dengan produsen mobil listrik asal China, Sehnzhen Xiaopeng Motors Supply Chain Management Co. Ltd., dan Guangzhous Xiaopeng Motors Trading Co. Ltd. 

Anak usaha ERAA kemudian menjadi mitra resmi untuk membangun jaringan distribusi kendaraan listrik produk XPENG secara luas di Indonesia.

___________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper