Bisnis.com, JAKARTA — Jajaran direksi di emiten kendaraan listrik Grup Bakrie PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) tercatat kompak memborong saham VKTR pada awal 2025.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, terbaru Direktur VKTR Dino Ahmad Ryandi tercatat memborong 15 juta lembar saham pada 30 Januari 2025 di harga Rp100 per lembar. Alhasil, Dino merogoh kocek Rp1,5 miliar dalam transaksi pembelian saham VKTR itu.
"Tujuan transaksi adalah untuk investasi pribadi berupa kepemilikan secara langsung," tulis VP of Corporate Secretary and Corporate Legal VKTR Indah Permatasari Saugi di keterbukaan informasi pada Selasa (4/2/2025).
Sepekan sebelumnya atau pada 23 Januari 2025, Direktur VKTR Achmad Amri Aswono Putro juga memborong saham perseroan sebanyak 12,5 juta lembar dengan harga Rp100 per lembar. Adapun secara total Achmad Amri Aswono Putro merogoh kocek senilai Rp1,25 miliar dalam transaksi tersebut.
Kemudian, Direktur VKTR Gilarsi Wahju Setijono juga memborong 25 juta saham VKTR pada 22 Januari 2025. Gilarsi melaporkan pembelian itu dilaksanakan pada harga Rp100 per saham, dengan total dana yang dikeluarkan bos VKTR itu sebesar Rp2,5 miliar.
Seiring dengan geliat transaksi pembelian saham oleh jajaran direksinya, kinerja saham VKTR masih dalam tren pelemahan. Harga saham VKTR turun 5,43% sejak perdagangan perdana tahun ini atau secara year to date (ytd) hingga ditutup di level Rp122 per lembar pada perdagangan kemarin, Senin (3/2/2025).
Baca Juga
Pada tahun lalu, saham VKTR menguat 8,33% sepanjang tahun, ditutup di level Rp130 per lembar pada penutupan perdagangan terakhir per 2024.
Sementara itu, kinerja keuangan VKTR masih lesu. Berdasarkan laporan keuangan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk VKTR turun 45,93% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp10,55 miliar hingga 30 September 2024 dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp19,51 miliar.
Pada saat yang sama, penjualan VKTR juga mencatatkan penurunan 27,52% yoy menjadi Rp645,80 miliar dibandingkan periode sama pada 2023 sebesar Rp890,99 miliar.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.