Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tarif Trump Picu Reli Dolar AS, Harga Emas Melemah

Mengutip Bloomberg pada Senin (3/2/2024), harga emas di pasar spot terpantau turun 0,6% ke level US$2.782,94 per troy ounce.
Produk logam mulia Emasku yang diproduksi oleh PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA)./emasku.co.id
Produk logam mulia Emasku yang diproduksi oleh PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA)./emasku.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas turun setelah Presiden Amerika Serikat (AS). Donald Trump memberlakukan tarif impor dari Kanada, Meksiko dan China. 

Kebijakan tersebut memicu lonjakan nilai dolar AS yang melebihi permintaan safe haven seiring dengan sikap pasar yang bersiap menghadapi perang dagang.

Mengutip Bloomberg pada Senin (3/2/2024),  harga emas di pasar spot terpantau turun 0,6% ke level US$2.782,94 per troy ounce setelah naik 1% sepanjang pekan lalu. Meski demikian, harga emas masih bergerak mendekati rekor tertinggi yang dicapai pada Jumat lalu.

Sementara itu, Bloomberg Dollar Spot Index terpantau naik 1,38% ke level 109,75. 

Dampak inflasi dari tarif antara negara-negara dengan perekonomian terbesar di dunia mungkin akan membuat biaya pinjaman tetap tinggi, sebuah hambatan bagi emas yang tidak menawarkan bunga. Sementara itu,  kenaikan dolar AS membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi banyak pembeli.

“Dinamika tersebut membuat permintaan aset safe haven sangat besar saat ini. Peningkatan tekanan harga dapat berdampak pada siklus pelonggaran Federal Reserve," kata Christopher Wong, ahli strategi di Oversea-Chinese Banking Corp, seperti dikutip Bloomberg.

Wong menambahkan apabila ketegangan perdagangan meningkat dengan tindakan saling balas maka permintaan emas berpotensi kembali meningkat.

AS mengumumkan tarif sebesar 25% untuk barang-barang dari Kanada dan Meksiko, dan 10% untuk barang-barang dari China, yang akan mulai berlaku pada Selasa (4/2/2025) mendatang. Impor energi Kanada akan dikenakan retribusi sebesar 10%. 

Merespons hal tersebut, Kanada mengumumkan tarif balasan sebesar 25% untuk barang-barang AS, sedangkan Meksiko menjanjikan tindakan pembalasan. Sementara itu, China mengeluarkan pernyataan yang berjanji akan melakukan tindakan balasan yang sesuai. 

Donald Trump juga mengancam akan mengenakan tarif terhadap Uni Eropa, yang menyatakan akan merespons dengan tegas.

Perang dagang global akan menjadi hambatan besar bagi pertumbuhan, akan memaksa reorganisasi rantai pasokan global, dan mengancam akan mengguncang pasar keuangan di seluruh dunia. 

Meskipun emas biasanya mendapat manfaat dari permintaan aset safe haven dalam skenario tersebut, pergerakan dolar AS dan prospek suku bunga mampu mengimbangi tekanan tersebut. 

Beberapa dampaknya mungkin sudah diperhitungkan, dengan logam mulia naik 6% sepanjang tahun ini, menyentuh rekor tertinggi pada hari Jumat, menyusul kenaikan 27% pada 2024.

“Dolar yang kuat bisa menjadi hambatan jangka pendek bagi emas,” kata ahli strategi di Saxo Capital Markets Pte., Charu Chanana.

Namun, dia menyebut dampak tarif jangka panjang kemungkinan besar akan berdampak negatif terhadap dolar AS. Hal ini karena proteksionisme perdagangan jangka panjang dapat mengikis dominasi ekonomi AS.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper