Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Ambrol Hari Ini Usai Viral Rp8.170 per Dolar AS di Google

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada perdagangan awal pekan ini, Senin (3/2/2024) ke level Rp16.441,5 per dolar AS.
Karyawan memperlihatkan mata uang Rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Selasa (12/11/2024)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan memperlihatkan mata uang Rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Selasa (12/11/2024)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada perdagangan awal pekan ini, Senin (3/2/2024) ke level Rp16.441,5 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka melemah 0,84% atau 137 poin ke level Rp16.441,5. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau naik 0,23% ke level 109,7.

Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang Asia mengalami pelemahan. Yen Jepang misalnya melemah 0,41%, dolar Hong Kong melemah 0,03%, dolar Singapura melemah 0,93%, dan dolar Taiwan melemah 1,2%.

Selain itu, won Korea Selatan melemah 0,13%, peso Filipina melemah 0,49%, yuan China melemah 0,05%, serta baht Thailand melemah 1,05%.

Laju rupiah dibuka melemah pada awal pekan ini, setelah akhir pekan lalu sempat heboh pencarian di Google yang menunjukan nilai tukar rupiah menguat drastis. Pada Sabtu (1/2/2025), di pencarian Google, tercatat nilai tukar rupiah menguat drastis menjadi Rp8.170,65 per dolar AS. 

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso menjelaskan level nilai tukar di angka yang tercatat di Google bukan merupakan level yang seharusnya.

Sebab, data Bank Indonesia mencatat nilai tukar rupiah mencapai Rp16.312 per dolar AS pada 31 Januari 2025.

Perwakilan dari Google pun menyebut terdapat informasi adanya penguatan mata uang rupiah secara mendadak sehingga pihak Google memperbaiki kesalah tersebut secara segera.

Adapun, mengutip data Bloomberg, rupiah akhir pekan lalu, Jumat (31/1/2025) ditutup melemah 49 poin atau 0,301% ke level Rp16.305 per dolar AS.

Sementara, sepanjang Januari 2025, rupiah sudah terdepresiasi 1,06% terhadap dolar AS dari posisi akhir 2024.

Pengamat forex Ibrahim Assuaibi memprediksi pada perdagangan awal pekan ini, Senin (3/2/2025), mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.300 - Rp16.360 per dolar AS.

Ibrahim menjelaskan ke depan, terdapat sejumlah sentimen yang akan memengaruhi pergerakan rupiah. "Ini [pergerakan rupiah] harus ditelaah lebih jauh dilihat dari kondisi global," ujarnya pada akhir pekan lalu (1/2/2025).

Presiden AS Donald Trump telah ancang-ancang untuk menerapkan perang dagang. Kemudian Trump memberikan ancaman ke negara-negara BRICS apabila tidak memakai dolar AS. Pekan lalu, The Fed pun mempertahankan suku bunga acuannya.

Dari dalam negeri, kondisi kelas menengah mengalami permasalahan akibat banyak perusahaan bangkrut serta banyak karyawan terkena PHK. Lalu, program makan bergizi gratis mulai berjalan.

"Banyak ekonomi konsumsi masyarakat tidak serta mendukung pertumbuhan ekonomi," ujar Ibrahim. Kondisi tersebut yang menjadi perhatian investor terkait target pertumbuhan ekonomi 2025.

Sebelumnya, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David Sumual mengatakan Trump berpotensi merealisasikan kenaikan tarif secara bertahap kepada negara-negara yang menjadi targetnya, seperti China. Untuk itu, David melihat setidaknya rupiah akan menguat pada masa-masa tersebut. "Paling tidak [rupiah menguat] sampai ada kejelasan tentang kebijakan tarif Trump," lanjut David.

Seperti diberitakan sebelumnya Trump mengumumkan kebijakan tarif kepada mitra dagangnya. Trump memberlakukan tarif 25% kepada Kanada dan Meksiko. Lalu 10% untuk China yang berlaku pada 1 Februari 2025.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper