Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Tergelincir, Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.367

Rupiah ditutup menguat 0,08% ke level Rp16.367,5 per dolar AS pada Senin (20/1/2025).
Karyawan memperlihatkan mata uang Rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Selasa (12/11/2024)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan memperlihatkan mata uang Rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Selasa (12/11/2024)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat ke Rp16.367,5 pada perdagangan Senin (20/1/2025). Saat bersamaan, mayoritas mata uang Asia melonjak sedangkan dolar AS loyo.  

Mengutip Bloombergrupiah menguat 12,50 poin atau 0,08% ke level Rp16.367,5 per dolar AS hingga penutupan pasar. Indeks dolar AS ambles 0,29% ke posisi 109,03.

Sementara itu, mata uang lain di Asia juga mayoritas menguat. Yen Jepang naik 0,18%, yuan China menguat 0,10%, dan won Korea melesat 0,66%. Adapun rupee India menguat 0,08%, ringgit Malaysia naik 0,22%, dan baht Thailand menguat 0,45% per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan indeks dolar AS diakibatkan tumbuhnya harapan terkait pendekatan yang lebih moderat terhadap China setelah Donald Trump tidak mengumumkan rencana kenaikan tarif perdagangan pada rapat umum kemenangan di Washington. 

“Namun, Presiden terpilih itu menegaskan kembali rencana untuk menindak tegas imigrasi dan mengurangi pengawasan pemerintah terhadap perusahaan-perusahaan domestik,” ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis, Senin (20/1/2025). 

Fox News Digital melaporkan Trump akan menandatangani sejumlah perintah eksekutif dalam hari-hari pertama masa jabatannya, yang kemungkinan mencakup kenaikan tarif perdagangan hingga 60% untuk produk impor China. 

Ibrahim menilai kebijakan tersebut berpotensi mengganggu perdagangan global, khususnya bagi ekonomi yang bergantung pada ekspor.

Di sisi lain, China diperkirakan mengeluarkan stimulus agresif untuk memitigasi dampak ekonomi akibat kebijakan itu. Meski menghadapi tekanan akibat disinflasi dan pasar properti yang lesu, data produk domestik bruto (PDB) China mencapai 5% atau sesuai target pemerintah, setelah berbagai langkah stimulus pada akhir 2024.

Dari sisi domestik, Presiden Prabowo Subianto optimistis ekonomi Indonesia dapat tumbuh lebih dari 8%. Prabowo menekankan pentingnya kepercayaan diri dalam menghadapi tantangan geopolitik dan geoekonomi yang semakin kompleks.

“Mungkin banyak pihak yang tidak sepakat bahkan nyinyir dengan target pertumbuhan ekonomi yang dia tetapkan. Namun, hal itu merupakan salah satu kelemahan elit politik di Indonesia, yaitu merasa tidak percaya diri,” ujar Ibrahim.

Untuk perdagangan besok, Selasa (21/1/2025), Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif, tetapi berpotensi ditutup menguat pada Rp16.310– Rp16.370 per dolar AS.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper