Bisnis.com, JAKARTA – PT Remala Abadi Tbk. (DATA) merancang strategi ekspansi yang agresif untuk mengembangkan bisnis jaringan broadband setelah Grup Djarum masuk dan menjadi pengendali baru.
Direktur Utama Remala Abadi Richard Kartawijaya mengungkapkan masuknya iForte akan memberikan sentimen positif bagi percepatan pembangunan infrastruktur jaringan broadband di Indonesia. Dengan demikian, masyarakat bisa dengan mudah mendapatkan layanan broadband dengan harga terjangkau.
“Pasar iForte yang belum tergarap maksimal bisa kami maksimalkan. Kami akan semakin agresif dalam melakukan ekspansi jaringan broadband dan hal ini akan berdampak positif terhadap kinerja keuangan, baik bagi perusahaan maupun iForte,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (20/1/2025).
Selain itu, langkah strategis yang akan dilakukan DATA setelah iForte jadi pengendali perseroan adalah menyediakan layanan broadband dengan sistem franchise (waralaba). Perseroan akan berkolaborasi dengan masyarakat yang wilayahnya dilewati jaringan milik DATA dan iForte.
“Pengembangan jaringan broadband dengan konsep franchise ini diharapkan bisa memberdayakan masyarakat lokal dan dapat mengurangi kesenjangan akses serta kemampuan menggunakan teknologi digital di Indonesia. Dengan demikian, masyarakat lokal tidak tersisih di kampung sendiri,” imbuh Richard.
Seperti diberitakan Bisnis, pemegang saham pengendali DATA, Verah Wahyudi Singgih Wong dan Jimmi Anka, sepakat untuk menjual sekitar 40% kepemilikan saham kepada PT Iforte Solusi Infotek (iForte). iForte merupakan anak usaha tidak langsung PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) yang merupakan bagian dari Grup Djarum. Kesepakatan tersebut tertuang dalam perjanjian pengikatan jual beli yang diteken pada 23 Desember 2024.
Perjanjian tersebut akan menjadi dasar untuk negosiasi lebih lanjut terkait dengan rencana pengambilalihan 40% saham DATA oleh iForte. Setelah transaksi akuisisi tersebut, IForte bakal menjadi pengendali baru Remala Abadi.
Lebih lanjut, negosiasi aksi akuisisi akan dilaksanakan antara iForte dengan Verah Wahyudi Singgih Wong dan Jimmi Anka sebagai penjual. Adapun, materi negosiasi yang masih didiskusikan a.l. nilai final rencana akuisisi dan waktu penyelesaian rencana transaksi tersebut.