Bisnis.com, JAKARTA — PT Kentanix Supra International Tbk. (KSIX) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah merampungkan IPO senilai Rp144,94 miliar.
Pada pembukaan perdagangan perdananya hari ini, Rabu (8/1/2025), saham KSIX terpantau melejit 63 poin atau 13,94% ke level harga Rp515 per saham. Penguatan saham Kentanix berlanjut hingga menyentuh auto reject atas (ARA). Hingga pukul 10.00 WIB, saham KSIX menguat 113 poin atau 25% ke posisi Rp565 per saham.
KSIX mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp8,84 miliar yang melibatkan 167.029 lembar saham. Frekuensi perdangan tercatat sebanyak 3.387 kali.
Direktur Utama PT Kentanix Supra International Tbk. (KSIX) Ferdinand Aryanto menilai positif respons masyarakat dan investor terkait dengan IPO perseroan.
“Saham KSIX yang ditawarkan pada 2-6 Januari 2025, ternyata sangat diminati oleh investor pasar modal di BEI,” kata Ferdinand saat memberi sambutan di BEI, Jakarta, Rabu (8/1/2025).
Ferdinand mengatakan tingginya minat investor terhadap saham KSIX menunjukkan investor merespon positif prospek usaha perseroan yang terbilang baik saat ini.
“Tren positif kinerja Perseroan ini tak lepas dari kepercayaan masyarakat terhadap kualitas dan kenyamanan hunian yang dihasilkan oleh Perseroan dan grup", kata Ferdinand.
Sementara itu, pihak pelaksana emisi efek UOB Kay Hian Sekuritas menerangkan, KSIX melepas 320.674.800 saham atau segara dengan 15% dari model ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO, dengan harga Rp452 per saham.
Pada periode penawaran umum, permintaan kaan saham KSIX oleh investor mengalami kelebihan permintaan atau oversubsribed sebanyak 31,41 kali.
Adapun, seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO KSIX setelah dikurangi biaya-biaya emisi, seluruhnya akan digunakan perseroan untuk modal pengembangan usaha di sektor properti dan real estat.
Lebih terperinci, sekitar 59,42% akan digunakan perseroan sebagai modal kerja untuk pembangunan infrastruktur, termasuk cut and fill (perataan tanah) dan pembangunan rumah di dua proyek yang sudah ada sebelumnya, yaitu Grand Nusa Indah dan Adhigana - Grand Nusa Indah (GNI), serta pembangunan infrastruktur di proyek baru Adhigana.
Selanjutnya, sekitar 27,84% akan digunakan perseroan sebagai setoran modal kepada SPB dalam rangka modal kerja untuk pembangunan infrastruktur, termasuk perataan tanah dan pembangunan rumah yang sudah ada sebelumnya, yaitu Vila Bogor Indah 6. Kemudian, sisanya akan digunakan untuk biaya operasional perseroan dalam menjalankan kegiatan usaha perseroan.