Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) diproyeksikan kinclong pada tahun ini. Hal ini seiring dengan geliat emiten portofolionya, seperti langkah PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) menjalankan spin off hingga penawaran umum perdana saham (PUPS) PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI).
Adapun, emiten milik Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaya, Saratoga Investama sudah mencatatkan kinerja keuangan moncer pada tahun lalu.
Setidaknya, hingga kuartal III/2024, SRTG berhasil membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada entitas pemilik sebesar Rp5,21 triliun, berbalik dari kondisi rugi sebesar Rp10,6 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Raupan laba SRTG sejalan dengan capaian keuntungan neto atas investasi pada saham dan efek lainnya sebesar Rp5,02 triliun per kuartal III/2024, dibandingkan kerugian neto atas investasi pada saham dan efek lainnya sebesar Rp12,87 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Harga saham SRTG pada 2024 pun terpantau moncer. Berdasarkan data Bloomberg, harga saham SRTG menguat 28,16% sepanjang 2024 dan ditutup di level Rp2.090 per lembar pada perdagangan terakhir di 2024.
Analis Samuel Sekuritas Steven Prasetya dan Prasetya Gunadi dalam risetnya menilai prospek Saratoga Investama pada 2025 masih baik. Sebab, terdapat potensi peningkatan nilai aset bersih (net asset value/NAV) SRTG lewat aksi ADRO yang menjalankan spin off hingga PUPS AADI.
ADRO merupakan salah satu portofolio bisnis investasi SRTG. Berdasarkan Laporan Keuangan, SRTG menggenggam kepemilikan langsung saham ADRO sebanyak 3,67%. Lalu, SRTG menggenggam kepemilikan tidak langsung melalui PT Adaro Strategic Capital sebesar 25% dan PT Adaro Strategic Lestari 29,79%.
Nilai kepemilikan saham SRTG di ADRO secara tidak langsung itu sebagian besar berasal dari nilai investasi di PT Adaro Strategic Investments. Adapun, Adaro Strategic Investments merupakan pemegang saham pengendali ADRO sebesar 45,66%.
Kemudian, pada akhir tahun lalu, ADRO memisahkan anak usahanya atau spin off bisnis batu bara yaitu AADI. Saat ini ADRO tercatat menyisakan 1,19 miliar saham AADI. Jumlah ini setara dengan 15,37% hak suara.
Adapun, Adaro Strategic Investments melakukan pembelian terhadap 3,2 miliar saham AADI dalam PUPS. Saham tersebut setara dengan 41,10% hak suara.
Steven dan Prasetya dalam risetnya menilai aksi tersebut mampu memberikan peluang pertumbuhan NAV bagi SRTG.
"Potensi peningkatan NAV dari AADI, dividen yang kuat, dan posisi utang bersih yang berkurang," tulisnya dalam riset pada Selasa (7/1/2025).
Dalam riset tersebut, AADI pun dinilai mampu menghadirkan potensi laba yang signifikan dan pada saat yang sama memberikan peluang yang menarik bagi SRTG untuk mencapai pertumbuhan NAV yang substansial.
"Ke depannya, kami memperkirakan NAV akan naik sebesar 14% yoy [year on year] dibantu oleh keuntungan saham AADI dan ADRO," tulis dalam riset.
Samuel Sekuritas pun merekomendasikan buy untuk saham SRTG dengan target harga di level Rp3.000 per lembar.
Akan tetapi, Samuel Sekuritas menilai terdapat tantangan dalam prospek SRTG, seperti penurunan NAV yang lebih rendah oleh pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat, pendapatan dividen yang berkurang dari entitas yang diinvestasikan, serta investasi yang kurang optimal.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.