Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Diramal Sentuh US$3.000 per Ons pada 2025

Ekonom memperkirakan harga emas mencapai US$3.000 per troy ounce pada 2025 sejalan dengan langkah bank-bank sentral global yang meningkatkan pembelian.
Tumpukan emas batangan di Inggris. / Bloomberg-Chris Ratcliffe
Tumpukan emas batangan di Inggris. / Bloomberg-Chris Ratcliffe

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas berpotensi menguat lebih lanjut hingga mencapai US$3.000 per troy ounce pada 2025 sejalan dengan bank-bank sentral di seluruh dunia yang meningkatkan pembelian emas.

Selain itu, ekonom mengatakan perkiraan tersebut sejalan dengan meningkatnya ketegangan geopolitik, ekspektasi penurunan suku bunga global, dan ketidakpastian ekonomi global. Emas berfungsi sebagai lindung nilai yang efektif terhadap kenaikan tekanan inflasi.

Kepala ekonom global Juwai IQI Shan Saeed mengatakan bahwa ia memperkirakan harga logam mulia ini akan berada di kisaran antara US$3.000 dan US$5.000 per troypada tahun depan.

“Saya optimis pada pasar emas untuk lima sampai 10 tahun ke depan, karena emas adalah satu-satunya kelas aset yang tidak memiliki risiko counterparty. Permintaan emas tetap lebih kuat daripada sebelumnya, karena variabel-variabel makroekonomi mendukung logam mulia ini,” katanya seperti dilansir The Star, Senin (30/12/2024).

Mengutip laporan terbaru dari World Gold Council, Shan memperkirakan harga emas diperkirakan akan naik rata-rata 5% per tahun hingga 2040.

Selama stagflasi di tahun 1970-an, harga emas naik pada tingkat tahunan rata-rata lebih dari 30% selama satu dekade.

“Apakah sejarah terulang kembali setelah 55 tahun? Itu adalah pertumbuhan yang fenomenal dalam ukuran apa pun, tetapi apakah itu bisa terjadi lagi masih harus dilihat,” katanya.

Emas mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di US$2.790 per troy ounce pada bulan Oktober. Sejak saat itu, harga emas turun menjadi sekitar US$2.650.

Hari ini, harga emas di pasar spot terpantau melemah 0,04% ke level US$2.620,38 per troy ounce.

Selain itu, Shan mencatat penguatan harga emas didorong oleh langkah bank-bank sentral yang sedang melakukan aksi beli logam mulia. Dalam tiga kuartal pertama tahun 2024, bank sentral India dan Turki termasuk di antara pembeli emas paling aktif, masing-masing membeli 77 ton dan 72 ton.

Pembelian emas bank sentral Polandia juga mencapai 69 ton selama periode tersebut, sementara China membeli 30 ton.

Menurut data World Gold Council, tahun-tahun pertumbuhan terbesar emas sebelum 2024 terjadi pada 2010, 2020, dan 2019, masing-masing sebesar 29,71%, 25,14%, dan 18,3%. Sementara itu, pelemahan tahunan emas terbesar terjadi pada 2013, 2015, dan 2021, dengan penurunan masing-masing sebesar 28,04%, 10,52%, dan 4,39%.

Sementara itu, UBS mempertahankan sikap bullish pada emas dengan menargetkan harga US$2.900 per troy ounce pada akhir 2025, sementara Deutsche Bank memperkirakan permintaan fisik yang kuat akan menopang harga di sekitar US$2.800.

Demikian pula, JP Morgan memperkirakan harga rata-rata US$2.950 per ounce, dengan menekankan kegunaan emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan gangguan ekonomi makro.

Sementara itu, OCBC Bank mempertahankan target harga emas 12 bulan tidak berubah pada US$2.900 per troy ounce.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper