Bisnis.com, JAKARTA – Indeks LQ45 mengalami koreksi cukup dalam jelang tutup tahun 2024. Sejumlah saham berkapitalisasi pasar besar seperti BBRI hingga AMMN mencatatkan penurunan, sehingga menjadi pemberat alias top laggards indeks.
Berdasarkan data statistik Bursa Efek Indonesia (BEI) per Jumat (28/12/2024), Indeks LQ45 melemah 14,98% sepanjang tahun berjalan atau year to date (YtD) ke level 825,13. Penurunan ini jauh lebih dalam dibandingkan IHSG yang terkoreksi 3,25% YtD.
Data Bloomberg Terminal menunjukkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), hingga PT Amman Mineral International Tbk. (AMMN) masuk dalam daftar saham pemberat LQ45.
BBRI, misalnya, membebani Indeks LQ45 dengan bobot sebesar 24,28%. Hal tersebut disebabkan saham emiten bank pelat merah ini mengalami penurunan harga saham sebesar 22,52% menjadi Rp4.210 hingga Senin (23/12/2024).
Meski demikian, saham BBRI mencatatkan penguatan sebesar 2,69% dalam kurun sepekan terakhir. Kenaikan ini seiring dengan rencana perseroan untuk membagikan dividen interim kepada pemegang saham dengan nilai jumbo.
BBRI akan membagikan dividen interim tahun buku 2024 hingga Rp20,5 triliun atau setara dengan Rp135 per saham. Cum date di pasar reguler dan negosiasi pada 24 Desember 2024, dengan pembayaran pada 15 Januari 2025.
Baca Juga
Direktur Utama BBRI Sunarso memastikan bahwa pembagian dividen interim sebesar Rp135 per saham tidak akan mengganggu permodalan perseroan.
“Di sisi lain, semua kebutuhan investasi telah terpenuhi serta cadangan untuk meng-cover berbagai risiko telah disediakan dengan memadai,” ucap Sunarso dalam keterangan tertulis, beberapa waktu lalu.
Jika menelisik kinerja keuangan, BBRI telah membukukan laba konsolidasi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp45,06 triliun per September 2024. Raihan ini tumbuh 2,43% secara tahunan.
Sementara itu, setelah memasukkan kepentingan nonpengendali, laba BBRI mencapai Rp45,36 triliun. Adapun perseroan menyalurkan senilai Rp1.353,53 triliun, tumbuh 8,21% secara tahunan. Mayoritas kredit diberikan kepada segmen UMKM.
MOMENTUM AKUMULASI
Sementara itu, saham emiten telekomunikasi BUMN yakni TLKM menekan indeks dengan bobot mencapai 20,51%. Selanjutnya saham AMMN berkontribusi sebesar 7,91% terhadap pergerakan Indeks LQ45 jelang akhir tahun.
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menuturkan koreksi ini dapat menjadi momentum investor ritel untuk mengakumulasi saham LQ45.
Menurutnya, saham yang masuk dalam indeks bergengsi ini memiliki tingkat likuiditas memadai yang disertai kuatnya fundamental perusahaan.
“Menariknya sebagian besar saham LQ45 yang telah mengalami diskon berada di bawah nilai wajar, sehingga menjadi undervalued. Namun, kita tetap harus menerapkan strategi buy on weakness saat terjadi koreksi,” kata Nafan.
Dengan demikian, saham penghuni indeks LQ45 pilihan Mirae Sekuritas jatuh kepada AMMN, TLKM, PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk. (ACES), serta emiten Grup Salim yakni PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).
ACES direkomendasikan beli dengan target harga Rp845. Saham AMMN dan ASII juga meraih peringkat akumulasi beli dengan estimasi target harga saham masing-masing di level Rp10.050 dan Rp5.300 per saham.
Di sisi lain, saham ICBP disematkan rekomendasi buy on weakness dengan target harga saham berada di level Rp11.900. Adapun saham emiten telekomunikasi pelat merah yakni TLKM direkomendasikan beli dengan target Rp2.720 per saham.
Berikut 20 saham top laggards Indeks LQ45 hingga 23 Desember 2024:
Ticker | Price | % YTD | % Movers |
BBRI | 4.210 | (22,52)% | (24,28)% |
TLKM | 2.650 | (28,81)% | (20,51)% |
AMMN | 9.000 | (7,22)% | (7,91)% |
MDKA | 1.630 | (39,63)% | (5,12)% |
GOTO | 71 | (17,44)% | (5,07)% |
BRPT | 870 | (34,42)% | (4,42)% |
BBNI | 4.380 | (14,62)% | (3,93)% |
SMGR | 3.350 | (46,56)% | (3,71)% |
UNVR | 1.785 | (46,97)% | (3,39)% |
TOWR | 615 | (36,33)% | (2,69)% |
MBMA | 468 | (29,09)% | (2,30)% |
BUKA | 121 | (43,98)% | (1,94)% |
KLBF | 1.330 | (15,71)% | (1,72)% |
ASII | 4.950 | (2,58)% | (1,35)% |
MAPI | 1.370 | (23,02)% | (1,28)% |
EMTK | 386 | (34,58)% | (1,22)% |
INTP | 7.500 | (19,17)% | (1,11)% |
INKP | 6.800 | (17,86)% | (0,89)% |
JSMR | 4.350 | (21,62)% | (0,87)% |
_________
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.