Bisnis.com, JAKARTA - Analis pasar modal menyoroti valuasi saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) jelang penutupan akhir tahun ini yang dinilai masih relatif terdiskon dan berpotensi memberikan imbal hasil yang menarik bagi investor.
Potensi penguatan ini diprediksi terjadi di tengah tren pergerakan harga saham perusahaan teknologi raksasa di Kawasan Asia Tenggara yang memang merangkak naik di sepanjang semester II-2024.
Menurut analis, tren kenaikan harga saham perusahaan teknologi Asia Tenggara belakangan ini didukung sentimen kebijakan moneter yang lebih akomodatif yakni pemangkasan suku bunga acuan dan perbaikan profitabilitas.
Analis Riset Ciptadana Sekuritas, Gani, mengatakan tiga perusahaan teknologi yakni Sea Ltd, Grab Holdings dan GoTo konsisten mencatatkan perbaikan profitabilitas terutama dari sisi operasionalnya.
“Namun dibandingkan dengan Sea dan Grab secara historis, kenaikan harga saham GOTO masih relatif terbatas sehingga memberikan potensi upside yang lebih tinggi” kata Gani.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, sejak 3 Juni sampai 20 Desember 2024, harga saham GOTO naik 7,8% dari harga Rp64 per saham ke Rp69 per saham. Akan tetapi harga saham GOTO sempat menyentuh level tertinggi intraday di Rp81 per saham.
“Koreksi harga saham GOTO belakangan ini memang cenderung sejalan dengan kinerja pasar saham Indonesia yang sedang mengalami pelemahan yang lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen temporer. Namun dari sisi fundamental dan prospek, GOTO masih solid,” kata Gani.
Dia malah melihat bahwa koreksi harga saham GOTO di saat kinerja keuangannya semakin solid justru membuat valuasi GOTO semakin atraktif dibandingkan dengan peers di industri teknologi. Konsensus analis menetapkan target harga saham GOTO di Rp87 per saham.
“Bahkan beberapa analis menaikkan target price sampai ke Rp100 per saham. Artinya ada potensi upside setidaknya 26-45% dari harga penutupan terakhir.”
Bahkan menurut Gani, jika dibandingkan dengan kompetitor seperti Sea dan Grab yang harga sahamnya sudah naik signifikan membuat harga sahamnya sudah semakin mendekati nilai wajarnya sehingga potensi upside-nya lebih terbatas.
“Uptrend saham peers teknologi sudah ter-priced-in. Ruang upside saham GOTO masih lebih tinggi sehingga lebih atraktif untuk investor” tambah Gani.
Di sisi lain, analis lainnya, Abdul Azis, Analis Riset dari Kiwoom Sekuritas juga melihat bahwa valuasi saham GOTO dari sisi rasio Price to Book Value (PBV) 2,6 kali sementara rata-rata kompetitor di kisaran 5,4 kali, sehingga valuasi GOTO masih sangat murah.
“Bisa disimulasikan, jika saham GOTO mendekati valuasi peers, tidak usah sampai 5x PBV tetapi dengan 4x PBV saja maka harga saham GOTO berpotensi mencapai Rp 106 per saham, potensi return lebih dari 50%,” jelas Azis.
Selain dari sisi pergerakan harga saham yang masih terbatas dibandingkan dengan peers, Azis melihat katalis positif untuk harga saham GOTO di penghujung tahun adalah perseroan yang on-track untuk mencapai EBITDA grup yang disesuaikan positif di kuartal IV-2024.
Dia mengatakan untuk capai EBITDA grup yang disesuaikan impas di tahun 2024, maka GOTO perlu mencapai EBITDA grup yang disesuaikan positif di kuartal IV-2024.
“Ini sangat feasible, karena unit bisnis On-Demand Services (ODS) sudah capai positif 4 kuartal beruntun dan unit bisnis financial technology (fintech) semakin dekati impas bahkan bisa capai positif setahun lebih cepat.”