Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akankah Dana Asing Kembali ke Pasar Saham RI di Bulan Desember?

Investor asing sepertinya masih menantikan katalis yang cukup kuat dari domestik untuk bisa masuk kembali ke Indonesia.
Karyawan beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Pasar saham Indonesia telah banyak kehilangan dana asing, terutama sejak AS mengumumkan hasil pemilihan presidennya. Tak tanggung-tanggung, dana asing yang keluar dari Tanah Air melebihi Rp15 triliun dalam sebulan terakhir.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 28 November 2024, tercatat jual bersih atau net sell asing sebesar Rp594,12 miliar. Dalam sebulan perdagangan, total net sell asing menjadi Rp15,85 triliun. 

Kemarin, IHSG kembali mencatatkan pelemahan sebesar 0,43% atau 31,17 poin ke level 7.214,72. IHSG dibuka di level 7.215,91 dan sempat menyentuh level terendah 7.195,67 dan tertinggi di 7.249,69

Larinya dana investor asing atau capital outflow di pasar saham Indonesia didorong oleh sentimen penguatan dolar AS setelah kemenangan Donald Trump dalam Pilpres AS. 

Dilansir Bloomberg, dolar AS yang menguat dan imbal hasil Treasury AS yang lebih tinggi telah mendatangkan malapetaka pada aset pasar di negara berkembang seperti Indonesia dalam beberapa pekan terakhir.

Penyebabnya, kekhawatiran kebijakan Trump yang meningkatkan inflasi AS bisa memaksa The Fed meredam penurunan suku bunganya.

“Apa yang awalnya menjadi pendorong utama bagi Asean, seperti dolar AS yang lebih rendah karena suku bunga dan inflasi yang lebih rendah, dalam beberapa bulan menjelang pemilihan AS telah berubah menjadi hambatan,” kata Head of Research di Valverde Investment Partners Pte. Niklas Olausson dikutip dari Bloomberg pada Kamis (28/11/2024).

Olausson menambahkan, khusus Indonesia saat ini masih kekurangan katalis positif di level makro untuk bisa menarik kembali dana asing tersebut. Dia pun melihat pemerintah baru di Indonesia saat ini masih memerlukan waktu untuk implementasi sejumlah kebijakan.

Adapun, diharapkan beberapa kebijakan pemerintah bisa menarik kembali dana asing yang sempat keluar saat ini.

"Tidak mengejutkan investor melakukan penyesuaian portofolio," ujarnya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper