Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti PT Ciputra Development Tbk. menilai tarif PPN (pajak pertambahan nilai) yang menjadi 12% mulai 2025 bisa memberatkan sektor pengembang perumahan. Kendati demikian, perseroan memastikan akan ikut kebijakan pemerintah.
Direktur PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) Harun Hajadi mengatakan emiten berkode saham CTRA pasti mengikuti kebijakan pemerintah perihal tarif PPN, meski kenaikan ini melemahkan daya beli masyarakat.
“Kenaikan PPN pasti melemahkan daya beli masyarakat. Konsumsi saya perkirakan menurun, seberapa besarnya belum dihitung benar. Memang, kami pengusaha pasti mengharapkan tidak ada kenaikan PPN,” kata Harun kepada Bisnis baru-baru ini.
Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) turut berharap pemerintah melanjutkan insentif pajak jelang implementasi kenaikan tarif PPN menjadi 12% pada 2025.
Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Bambang Ekajaya menilai penetapan tarif baru PPN bakal memberikan dampak terhadap pasar perumahan.
“Kalau dari nilai kenaikannya hanya 1%, tetapi yang dikhawatirkan multiplier effect-nya. Khususnya sektor perumahan, bahan bangunan pasti naik,” kata Bambang.
Di samping itu, kenaikan tarif pajak juga berdampak pada kenaikan biaya logistik dan transportasi bahan-bahan konstruksi. Jika tidak dimitigasi, kondisi ini akan membuat harga rumah kian melambung dan akhirnya memberatkan masyarakat.
Hingga kuartal III/2024, Ciputra mengantongi penjualan dan pendapatan usaha senilai Rp7,11 triliun. Capaian itu meningkat 8,01% year-on-year (YoY) dari Rp6,58 triliun sepanjang 9 bulan 2024.
Top line Ciputra Development bersumber dari penjualan bersih kavling, rumah hunian dan ruko Rp4,95 triliun, apartemen Rp270,03 miliar, dan kantor Rp181,6 miliar.
Selain itu, CTRA juga mengantongi pendapatan usaha dari pusat niaga dan kawasan komersial Rp572,03 miliar, pelayanan kesehatan Rp468,06 miliar, hotel Rp395,64 miliar, sewa kantor RP124,65 miliar, lapangan golf Rp46,59 miliar, dan lain-lain Rp107,64 miliar.
Adapun, laba bersih CTRA meningkat menjadi Rp1,27 triliun atau naik 8,12% YoY dari Rp1,18 triliun dalam 9 bulan 2023. Sejalan dengan itu, laba per saham dasar Ciputra Development melebar dari Rp64 menjadi Rp69.
Pada perkembangan lain, CTRA membukukan marketing sales atau prapenjualan sebesar Rp8,7 triliun hingga kuartal III/2024 atau tumbuh 11% secara tahunan dari realisasi Rp7,7 triliun per September 2023.
Head of Investor Relation Ciputra Development Aditya Ciputra Sastrawinata mengatakan capaian itu juga mencapai 78% dari target 2024 yakni Rp11,1 triliun.
Sampai dengan kuartal III/2024, CTRA telah memperluas portofolionya dengan meluncurkan proyek baru yakni CitraLand Gresik, serta merilis empat klaster baru di CitraGarden Bintaro dan CitraLand Surabaya.