Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Menguat, Sentuh Rp15.765 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka menguat ke level Rp15.765 pada perdagangan hari ini, Rabu (13/11/2024).
Karyawan memperlihatkan Rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (21/10/2024)./ JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan memperlihatkan Rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (21/10/2024)./ JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka menguat ke level Rp15.765 pada perdagangan hari ini, Rabu (13/11/2024). Rupiah menguat di tengah pelemahan dolar AS.

Mengutip data Bloomberg pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka menguat 0,11% ke Rp15.765 per dolar AS. Adapun, indeks dolar AS melemah 0,10% ke 105,91.

Bersamaan dengan rupiah, beberapa mata uang kawasan Asia Pasifik dibuka menguat. Mata uang yang dibuka menguat tersebut di antaranya adalah yen Jepang naik 0,03%, won Korea Selatan naik 0,29%, dolar Hong Kong naik 0,02%, dolar Singapura naik 0,10%, dan yuan China menguat 0,27%.

Kemudian ringgit Malaysia melemah 0,12%, peso Filipina menguat 0,25%, rupee India stagnan, dan baht Thailand menguat 0,47% per dolar AS.

Sebelumnya, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah ditutup melemah pada rentang Rp15.770-Rp15.880 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Fokus minggu ini adalah pada data inflasi indeks harga konsumen AS yang utama, yang diperkirakan akan menunjukkan inflasi tetap stabil pada bulan Oktober. Pembacaan tersebut juga kemungkinan akan menjadi faktor ekspektasi terhadap suku bunga.

Di luar pembacaan inflasi, sejumlah pejabat Federal Reserve juga akan berpidato minggu ini, memberikan lebih banyak isyarat tentang kebijakan setelah bank sentral memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin minggu lalu. 

Para traders terlihat memperkirakan peluang 66,7% untuk pemangkasan 25 bps lagi pada bulan Desember, dan peluang 33,3% suku bunga akan tetap tidak berubah.

Selain itu, Kongres Rakyat Nasional China menyetujui 10 triliun yuan (US$$1,4 triliun) dalam langkah-langkah utang baru untuk mendukung pemerintah daerah. 

Meski begitu, analis di JPMorgan mengatakan China kemungkinan akan meluncurkan lebih banyak tindakan fiskal yang terarah dalam beberapa bulan mendatang, dan bahwa Beijing kemungkinan mencoba mengukur konsekuensi dari kepresidenan Trump.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper