Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aneka Tambang (ANTM) Ungkap Kisi-Kisi Terbaru Dividen 2024

Aneka Tambang (ANTM) diperkirakan bakal menekan rasio pembayaran dividen di rentang 35% sampai dengan 40% untuk tahun buku 2024.
Aneka Tambang (ANTM) diperkirakan bakal menekan rasio pembayaran dividen di rentang 35% sampai dengan 40% untuk tahun buku 2024. Bisnis/Himawan L Nugraha
Aneka Tambang (ANTM) diperkirakan bakal menekan rasio pembayaran dividen di rentang 35% sampai dengan 40% untuk tahun buku 2024. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) kemungkinan mengoreksi besaran dividend payout ratio (DPR) atau rasio dividen ke rentang 35% sampai 40% untuk tahun buku 2024.

Rentang persentase pembagian dividen itu bakal mengakhiri rasio tinggi yang selalu dibagikan perusahaan tambang pelat merah itu kepada pemegang saham beberapa tahun terakhir.

“Nanti kita lihat dari pemegang saham, rule of thumb dari MIND ID itu selalu dividend payout ratio itu 35% sampai dengan 40%,” kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko ANTM Arianto Sabtonugroho Rudjito selepas RUPSLB di Jakarta, Rabu (13/11/2024).

Seperti diketahui, ANTM membagi dividen senilai Rp3,07 triliun atau sebesar Rp128 per saham untuk tahun buku 2023. Dividen ini setara dengan 100% dari laba bersih ANTM di tahun itu.

Arianto menerangkan kemungkinan koreksi DPR untuk tahun buku 2024 turut disebabkan karena konsen perseroan untuk mendanai sejumlah proyek pengembangan.

“Kami tidak bisa prediksi karena itu kuasa dari pemegang saham, akan banyak capex untuk proyek-proyek pengembangan,” kata dia.

Dari sisi laporan kinerja keuangan, ANTM mencatatkan laba bersih sebesar Rp2,2 triliun sampai September 2024. Torehan itu turun 22,72% dari posisi laba periode yang sama tahun lalu di level Rp2,8 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan 9 bulanan 2024, penurunan laba Antam terjadi saat pendapatan perseroan justru meningkat 39,81% ke level Rp43,2 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Produk emas yang berkontribusi 83% terhadap total penjualan ANTM dengan nilai penjualan emas mencapai Rp35,7 triliun, meningkat 85% dari capaian 9 bulanan 2024 sebesar Rp19,29 triliun.

Sampai September 2024, ANTM mencatat total volume produksi logam emas dari tambang perusahaan sebesar 743 kilogram (23.888 troy oz). Adapun, volume penjualan emas Antam dalam 9 bulan 2024 meningkat 47% secara tahunan dari 19.460 kg menjadi 28.567 kg.

Berdasarkan laporan keuangan 9 bulanan 2024, penurunan laba Antam terjadi saat pendapatan perseroan justru meningkat 39,81% ke level Rp43,2 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Produk emas yang berkontribusi 83% terhadap total penjualan ANTM dengan nilai penjualan emas mencapai Rp35,7 triliun, meningkat 85% dari capaian 9 bulanan 2024 sebesar Rp19,29 triliun.

Sampai September 2024, ANTM mencatat total volume produksi logam emas dari tambang perusahaan sebesar 743 kilogram (23.888 troy oz). Adapun, volume penjualan emas Antam dalam 9 bulan 2024 meningkat 47% secara tahunan dari 19.460 kg menjadi 28.567 kg.

Sementara itu, segmen nikel menyumbang pendapatan sebesar Rp6,1 triliun sepanjang Januari-September 2024. Nilai itu setara dengan 14% dari total pendapatan ANTM. Pada saat yang sama, volume produksi dan penjualan feronikel Antam sebanyak 15.244 ton dan 11.691 ton.

Hanya saja, pendapatan itu mesti tergerus oleh beban pokok penjualan yang naik lebih tinggi, yaitu sebesar 57,64% year-on-year (YoY) ke level Rp39,09 triliun per kuartal III/2024.

Konsekuensinya setelah dikurangi beban itu, laba kotor yang tersisa buat ANTM hanya sebesar Rp4,1 triliun atau susut 40,59% dari posisi laba kotor periode 9 bulanan 2023 di level Rp6,09 triliun.

Adapun, beban pokok yang melonjak tajam itu sebagian besar akibat naiknya biaya produksi perseroan sebesar 63% ke level Rp40,8 triliun pada periode 9 bulanan tahun ini. Sebagian besar biaya produksi itu berasal dari kegiatan pembelian logam mulia dengan nilai mencapai Rp33,65 triliun.

________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper