Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Menguat Terdorong Pelemahan Dolar AS

Harga emas menguat akibat pelemahan dolar AS dan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed. Investor menunggu data ekonomi AS terbaru.
Karyawati memperlihatkan logam mulia Antam di Jakarta, Selasa (17/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati memperlihatkan logam mulia Antam di Jakarta, Selasa (17/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Ringkasan Berita
  • Harga emas menguat didorong oleh pelemahan dolar AS dan penurunan imbal hasil obligasi, dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada September.
  • Indeks dolar AS mencapai level terendah dalam lebih dari dua pekan, membuat emas lebih murah bagi pembeli internasional, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga turun.
  • Investor menantikan data ekonomi AS terbaru, sementara perkembangan geopolitik dapat mempengaruhi harga emas lebih lanjut.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas menguat pada Rabu (14/8/2025) seiring pelemahan dolar AS dan turunnya imbal hasil obligasi, di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada September.

Melansir Reuters pada Kamis (14/8/2025), harga emas di pasar spot naik 0,4% menjadi US$3.357,59 per troy ounce. Sementara itu, harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember menguat 0,3% menjadi US$3.408,50 per troy ounce.

Indeks dolar AS menyentuh level terendah dalam lebih dari dua pekan, membuat emas batangan lebih murah bagi pembeli di luar negeri. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga bergerak turun.

“Emas tetap menguat di tengah ekspektasi tinggi penurunan suku bunga The Fed pada September, setelah data CPI yang jinak dan laporan tenaga kerja non-pertanian Juli yang lemah,” kata Senior Market Analyst Tradu.com, Nikos Tzabouras.

Pasar kini memperkirakan peluang 97% penurunan suku bunga The Fed pada September setelah data inflasi Juli menunjukkan dampak terbatas dari tarif impor besar-besaran yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump, menyusul data ketenagakerjaan yang lemah awal bulan ini. Kondisi tersebut memperkuat spekulasi setidaknya satu kali pemangkasan suku bunga tambahan.

Investor kini menunggu rilis data ekonomi AS lain pekan ini, termasuk indeks harga produsen (PPI), klaim pengangguran mingguan, dan penjualan ritel.

Di sisi geopolitik, para pemimpin Eropa dan Ukraina dijadwalkan berbicara dengan Trump menjelang pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, sementara Washington dan Beijing sepakat memperpanjang gencatan tarif selama 90 hari.

“Jika emas berhasil menembus level resistensi terbaru di kisaran US$3.400, kemungkinan itu akan lebih dipicu oleh perkembangan geopolitik ketimbang data ekonomi,” kata Analis Pasar City Index dan FOREX.com, Fawad Razaqzada.

Dia menambahkan, meskipun prospek jangka panjang emas masih bullish, pandangan untuk sisa tahun ini lebih berhati-hati, dengan potensi harga berkonsolidasi atau terkoreksi ringan dalam beberapa bulan mendatang seiring reli agresif di pasar saham.

Emas, yang kerap menjadi aset lindung nilai di masa ketidakpastian ekonomi atau geopolitik, cenderung diuntungkan dari tingkat suku bunga rendah.

Sementara itu, harga perak spot naik 1,5% menjadi US$38,46 per troy ounce, platinum turun 0,5% ke US$1.329,71, dan paladium terkoreksi 0,8% menjadi US$1.120,79.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro