Bisnis.com, JAKARTA — Saham emiten properti kongsi Grup Agung Sedayu dan Salim Group, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI), tancap gas dalam sebulan terakhir.
Harga saham PANI dibanderol Rp16.800 pada akhir perdagangan Jumat (8/11/2024). Posisi itu mencerminkan kenaikan 49% dalam sebulan terakhir.
Dengan banderol tersebut, pergerakan saham PANI telah menguat 234,33% year-to-date (ytd) 2024.
Rapor saham PANI sejalan dengan kinerja keuangan periode Januari 2024 hingga September 2024. Tercatat, top line dan bottom line kompak mengalami kenaikan.
Secara terperinci, PANI membukukan pendapatan bersih Rp2,09 triliun per akhir kuartal III/2024. Realisasi itu mencerminkan pertumbuhan 20,89% year-on-year (yoy).
Kontributor pendapatan PANI berasal dari segmen tanah kavling, komersial, dan rumah tinggal yang membukukan Rp2,04 triliun. Jumlah itu meningkat dari posisi Rp1,71 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga
Di tengah kenaikan pendapatan, beban pokok yang dipikul emiten yang digawangi oleh Sugianto Kusuma alias Aguan itu juga naik 4,97% year on year (YoY) menjadi Rp897,86 miliar. Hasil ini membuat PANI mencetak laba kotor sebesar Rp1,19 triliun atau melonjak 36,41% YoY.
Setelah diakumulasikan dengan berbagai pendapatan dan beban lainnya, PANI mengantongi laba yang diatribusikan kepada entitas induk atau laba bersih senilai Rp486,60 miliar, tumbuh 91,16% YoY dari posisi sebelumnya Rp254,55 miliar.
Pertumbuhan laba bersih emiten properti Aguan juga diikuti oleh kenaikan laba per saham secara tahunan, atau dari level Rp18,82 menjadi Rp30,3 hingga kuartal III/2024.
Dari sisi neraca keuangan, PANI membukukan total aset Rp44,14 triliun hingga akhir September 2024 atau naik 30,95% year to date (YtD). Liabilitas juga tumbuh 22,05% YtD menjadi Rp17,84 triliun, sedangkan ekuitas meningkat 37,77% YtD ke Rp26,29 triliun.
Arus kas dan setara kas PANI pada akhir periode September 2024 mencapai Rp3,71 triliun, melonjak 222,10% secara tahunan dari posisi sebelumnya Rp1,15 triliun.
Secara kinerja operasional, PANI meraih marketing sales senilai Rp4,7 triliun sepanjang Januari-September 2024, melesat 168% secara tahunan. Hal ini membuat perseroan meningkatkan target prapenjualan dari Rp5,5 triliun menjadi Rp6 triliun pada 2024.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.