Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Tenang Usai Pilpres AS, Saham Tekno Pimpin Penguatan

Saham-saham teknologi memimpin penguatan di Wall Street usai pelaksanaan Pilpres AS.
Informasi pasar saham di Nasdaq MarketSite di New York, AS./Bloomberg-Michael Nagle
Informasi pasar saham di Nasdaq MarketSite di New York, AS./Bloomberg-Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa AS ditutup menguat saat dolar AS terjatuh pada akhir sesi perdagangan di wall street usai Pilpres AS pada Selasa (5/11/2024). Sejauh ini, belum ada tanda-tanda siapa yang akan memenangkan pucuk kepemimpinan di Amerika Serikat.

Berdasarkan data Bloomberg, saham teknologi memimpin penguatan di Wall Street kemarin, Selasa (5/11/2024). Indeks S&P 500 ditutup menguat 1,2% dan saham yang tergabung dalam "the Magnificent Seven" naik 1,8%.

Reli harga saham dipimpin oleh lonjakan saham Palantir Technologies Inc. setelah perseroan memberikan sinyal ada permintaan tinggi untuk kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Adapun, Nvidia Corp. pun sukses menjadi perusahaan terbesar di dunia, melampaui Apple Inc.

Adapun Pilpres AS 2024 relatif direspons pasar dengan tenang. Kekhawatiran sebelumnya tentang kebijakan dagang Trump hingga pergerakan harga saham Trump Media & Technologies Group Corp. tidak begitu signifikan.

Strategist Carson Group Ryan Detrick mengatakan reli harga saham kali ini konsisten seperti Pilpres AS sebelumnya. Adapun, indeks S&P 500 memimpin penguatan selama 11 Pilpres berturut-turut dengan median imbal hasil 0,8%.

"Di luar siapa yang akan terpilih [menjadi Presiden AS] atau kapan hasilnya keluar, ini pastinya akan menjadi kejutan. Polling sejauh ini sangat ketat, yang menunjukkan akan ada volatilitas," kata Cameron Dawson dari NewEdge Wealth, dikutip Rabu (6/11/2024).

Head of Market Strategy di Ebury Matthew Ryan menyampaikan investor saat ini masih enggan untuk masuk ke pasar dalam jumlah besar, Setidaknya hingga polling berakhir.

"Pilpres AS masih menjadi perhatian warga Amerika, yang hasilnya sekarang sedang ditebak-tebak," kata Ryan.

Adapun, Wall Street sedang bersiap untuk volatilitas cukup tinggi menjelang pengumuman Pilpres AS. Goldman Sachs Group Inc. menyampaikan volatilitas tinggi ini tidak hanya disebabkan oleh akhir Pilpres, tapi juga melihat indikator ekonomi AS yang bisa menopang saham dalam jangka panjang.

Investor juga menanti keputusan suku bunga The Fed pada Kamis (7/11/2024) dan konferensi pers dari Gubernur Fed Jerome Power.

"Pasar menanti Pilpres ini segera berakhir dan fokus bisa kembali lagi ke laporan keuangan emiten dan kebijakan moneter," kata Strategist di Panmure Liberum Susana Cruz.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper