Bisnis.com, JAKARTA - Bursa AS ditutup menguat saat dolar AS terjatuh pada akhir sesi perdagangan di wall street usai Pilpres AS pada Selasa (5/11/2024). Sejauh ini, belum ada tanda-tanda siapa yang akan memenangkan pucuk kepemimpinan di Amerika Serikat.
Berdasarkan data Bloomberg, saham teknologi memimpin penguatan di Wall Street kemarin, Selasa (5/11/2024). Indeks S&P 500 ditutup menguat 1,2% dan saham yang tergabung dalam "the Magnificent Seven" naik 1,8%.
Reli harga saham dipimpin oleh lonjakan saham Palantir Technologies Inc. setelah perseroan memberikan sinyal ada permintaan tinggi untuk kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Adapun, Nvidia Corp. pun sukses menjadi perusahaan terbesar di dunia, melampaui Apple Inc.
Adapun Pilpres AS 2024 relatif direspons pasar dengan tenang. Kekhawatiran sebelumnya tentang kebijakan dagang Trump hingga pergerakan harga saham Trump Media & Technologies Group Corp. tidak begitu signifikan.
Strategist Carson Group Ryan Detrick mengatakan reli harga saham kali ini konsisten seperti Pilpres AS sebelumnya. Adapun, indeks S&P 500 memimpin penguatan selama 11 Pilpres berturut-turut dengan median imbal hasil 0,8%.
"Di luar siapa yang akan terpilih [menjadi Presiden AS] atau kapan hasilnya keluar, ini pastinya akan menjadi kejutan. Polling sejauh ini sangat ketat, yang menunjukkan akan ada volatilitas," kata Cameron Dawson dari NewEdge Wealth, dikutip Rabu (6/11/2024).
Baca Juga
Head of Market Strategy di Ebury Matthew Ryan menyampaikan investor saat ini masih enggan untuk masuk ke pasar dalam jumlah besar, Setidaknya hingga polling berakhir.
"Pilpres AS masih menjadi perhatian warga Amerika, yang hasilnya sekarang sedang ditebak-tebak," kata Ryan.
Adapun, Wall Street sedang bersiap untuk volatilitas cukup tinggi menjelang pengumuman Pilpres AS. Goldman Sachs Group Inc. menyampaikan volatilitas tinggi ini tidak hanya disebabkan oleh akhir Pilpres, tapi juga melihat indikator ekonomi AS yang bisa menopang saham dalam jangka panjang.
Investor juga menanti keputusan suku bunga The Fed pada Kamis (7/11/2024) dan konferensi pers dari Gubernur Fed Jerome Power.
"Pasar menanti Pilpres ini segera berakhir dan fokus bisa kembali lagi ke laporan keuangan emiten dan kebijakan moneter," kata Strategist di Panmure Liberum Susana Cruz.