Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka stagnan pada perdagangan hari ini, Selasa (5/11/2024), lalu brgerak ke zona merah. Sejumlah saham seperti BBCA, BMRI, hingga AMMN turun ke zona merah pagi ini.
Berdasarkan data RTI Infokom, pada pukul 09.10 WIB, IHSG dibuka stagnan pada posisi 7.479,50. IHSG sempat bergerak di rentang 7.460-7.495 sesaat setelah pembukaan.
Tercatat, 211 saham menguat, 196 saham melemah, dan 191 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar IHSG terpantau menjadi Rp12.557 triliun.
Beberapa saham berkapitalisasi pasar besar tercatat melemah seperti saham AMMN yang turun 1,39% ke level Rp8.875, saham BMRI yang turun 0,37% pagi ini ke level Rp6.725, serta saham BBCA yang turun 0,48% ke level Rp10.325.
Begitu pula dengan saham BBRI yang turun 0,46% pagi ini ke level Rp4.690, serta saham AMRT yang turun 2,43% ke level Rp3.210 per saham.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menuturkan kecenderungan wait and see pelaku pasar global di hari Pemilu AS (5/11/2024) kemungkinan turut membatasi pergerakan IHSG di Selasa (5/11/2024).
Baca Juga
Secara teknikal, IHSG membentuk lower-shadow panjang dari perdagangan kemarin. Hal ini mengindikasikan peluang technical rebound.
"Dengan demikian, IHSG diperkirakan kembali fluktuatif di kisaran 7.450-7.500 pada perdagangan hari ini," kata Valdy, Selasa (5/11/2024).
Di samping Pemilu AS, hal lain yang ditunggu pasar adalah keputusan FOMC the Fed pada 9 November 2024. CME FedWatch Tools mencatat peluang 98% pemangkasan 25 bps dalam FOMC tersebut, cenderung meningkat dalam beberapa hari terakhir.
Salah satu pemicunya adalah data penyerapan tenaga kerja baru di AS yang turun ke level terendah sejak 2020 di Oktober 2024.
Dari data ekonomi, pasar mengantisipasi data indeks sektor jasa AS dan Eropa. Dari dalam negeri, pasar menantikan data pertumbuhan ekonomi kuartal III/2024 yang diyakini masih bertahan di atas 5% yoy.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.