Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Melemah ke Level Rp15.646 per Dolar AS

Rupiah ditutup melemah ke posisi Rp15.646 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Jumat (25/10/2024).
Pegawai merapikan uang rupiah di cash center Bank Mandiri di Jakarta.
Pegawai merapikan uang rupiah di cash center Bank Mandiri di Jakarta.

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup melemah ke posisi Rp15.646 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Jumat (25/10/2024). 

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup pada perdagangan dengan turun 0,40 % atau 62,5 poin ke posisi Rp15.646 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau melemah 0,05% ke posisi 103,872.

Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak variatif terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,09%, won Korea melemah 0,62%, dolar Singapura melemah sebesar 0,12%, dan baht Thailand melemah 0,29%.

Lalu, yuan China melemah 0,07%, peso Filipina melemah 0,63%, dan rupee India melemah 0,00%. Sementara itu, ringgit Malaysia menguat 0,19%, dolar Taiwan menguat 0,03%, dan dolar Hong Kong menguat 0,01%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa pada perdagangan sore ini (25/10/2024) mata uang rupiah ditutup melemah 61,5 point sebelumnya sempat melemah 65 poin di level Rp15.645,5 dari penutupan sebelumnya di level Rp15.584 per dolar AS.

Sementara itu, untuk perdagangan Senin depan (28/10) mata uang rupiah diprediksi akan bergerak fluktuatif tetapi diproyeksi ditutup menguat direntang Rp15.600-Rp15.670 per dolar AS.

Ibrahim mengatakan bahwa stabilitas sistem keuangan Indonesia pada kuartal III/2024 tetap terjaga di tengah dinamika geopolitik global dan arah pelonggaran kebijakan moneter. 

Hal ini sejalan dengan meredanya tekanan di pasar keuangan global setelah pelonggaran kebijakan moneter dilakukan oleh berbagai negara utama, Amerika Serikat dan Eropa. Namun, perekonomian Indonesia masih tetap terjaga dengan baik. 

Sementara itu, perekonomian domestik pada kuartal III/2024 diperkirakan tumbuh di atas 5%. Menurutnya, kondisi tersebut melanjutkan kinerja positif kuartal II/2024, di mana dorongan dari konsumsi rumah tangga dan investasi cukup positif.

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga tetap terjaga, khususnya untuk kelas menengah atas. Sementara itu, faktor agregat demand yang kedua yaitu investasi tumbuh seiring dengan akselerasi penyelesaian program atau proyek strategis nasional (PSN), termasuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Kemudian, inflasi tetap rendah dan terjaga di kisaran 2,5 plus minus 1%. Inflasi indeks harga konsumen atau IHK tercatat rendah di seluruh komponen sehingga mencapai angka1,84% year on year (YoY) pada September 2024. 

Ibrahim menjelaskan bahwa nilai tukar rupiah pun menunjukkan penguatan didukung konsistensi kebijakan moneter Bank Indonesia, bauran kebijakan moneter, dan terjadinya aliran masuk modal kembali ke dalam negeri. 

Sementara itu, dia mengatakan bahwa kinerja APBN sampai dengan akhir Agustus tetap terjaga dengan baik. Defisit terkendali meskipun pendapatan negara mengalami kontraksi 2,5% YoY, sedangkan belanja negara tumbuh 15,3%. 

Adapun hingga akhir Agustus 2024 kondisi kesehatan fiskal terus terjaga dengan baik, tecermin dari surplus pada keseimbangan primer sebesar Rp161,8 triliun dan defisit Rp153,7 triliun atau 0,68% dari PDB. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper