Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Global Anjlok saat Inflasi China Meleset dari Ekspektasi

Berita negatif dari China melebihi kekhawatiran pasar atas kemungkinan serangan balasan Israel terhadap Iran, sehingga harga minyak global merosot.
Dongkrak pompa mengebor minyak mentah dari Ladang Minyak Yates di Permian Basin, Texas, AS, 17 Maret 2023./REUTERS-Bing Guan
Dongkrak pompa mengebor minyak mentah dari Ladang Minyak Yates di Permian Basin, Texas, AS, 17 Maret 2023./REUTERS-Bing Guan

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak dunia terpantau turun sekitar 1,5% pada awal perdagangan Senin (14/10/2024) menyusul data inflasi China dan kurangnya kejelasan mengenai rencana stimulus ekonomi yang memicu kekhawatiran terhadap permintaan.

Mengutip Reuters pada Senin (14/10/2024), harga minyak mentah berjangka Brent turun US$1,26, atau 1,59%, menjadi US$77,78 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTU) AS turun US$1,20, atau 1,59%, menjadi US$74,36 per barel.

Berita negatif dari China melebihi kekhawatiran pasar atas kemungkinan tanggapan Israel terhadap serangan rudal Iran pada 1 Oktober yang dapat mengganggu produksi minyak, meskipun AS telah memperingatkan Israel agar tidak menargetkan infrastruktur energi Iran.

Tekanan deflasi China memburuk pada September 2024, menurut data resmi yang dirilis pada hari Sabtu, dan konferensi pers pada hari yang sama membuat investor menebak-nebak mengenai besaran keseluruhan paket stimulus untuk menghidupkan kembali perekonomian yang terpuruk.

Biro Statistik Nasional melaporkan, inflasi China tercatat naik 0,4%, meleset dari ekspektasi, dan indeks harga produsen turun pada laju tercepat dalam enam bulan, turun 2,8% secara year on year.

"Pengarahan pada hari Sabtu oleh Kementerian Keuangan China ternyata gagal. Langkah-langkah fiskal yang diperlukan untuk menghilangkan risiko-risiko negatif terhadap pertumbuhan dan memicu semangat konsumen China sangat mencolok karena ketidakhadiran mereka," kata Market Analyst IG, Tony Sycamore. dalam sebuah catatan.

Beijing mengatakan pada Sabtu pekan lalu bahwa pihaknya akan meningkatkan penerbitan utang tetapi gagal memberikan rincian soal besaran nominalnya.

Kedua harga minyak tersebut sebelumnya telah naik 1% pekan lalu karena investor mempertimbangkan kemungkinan gangguan pasokan di Timur Tengah dan dampak Badai Milton terhadap permintaan bahan bakar di Florida.

AS memperluas sanksi terhadap Iran sebagai tanggapan atas serangannya pada 1 Oktober terhadap Israel pada Jumat pekan lalu. Mereka menargetkan “armada hantu” yang mengangkut pasokan minyak ilegal ke seluruh dunia.

Di pasar AS, perusahaan-perusahaan energi menambahkan anjungan minyak (rig) dan gas alam untuk pertama kalinya dalam empat minggu, menurut laporan yang diikuti oleh perusahaan jasa energi Baker Hughes.

Jumlah rig minyak dan gas, yang merupakan indikator awal produksi di masa depan, naik satu rig menjadi 586 rig dalam sepekan hingga 11 Oktober.

Dampak Badai Milton meningkatkan permintaan jangka pendek di AS karena evakuasi mendukung konsumsi bensin, namun lemahnya permintaan mendominasi prospek fundamental.

Perusahaan minyak BP membukukan penurunan laba kuartal ketiga sebesar $600 juta pada hari Jumat karena lemahnya margin penyulingan di tengah perlambatan penggunaan minyak global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper