Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Geliat Ekspansi Astra (ASII) di Sektor Kesehatan, dari Halodoc hingga RS Jantung

PT Astra International Tbk. (ASII) terus menambah portofolio di sektor kesehatan mulai dari Halodoc hingga rumah sakit jantung.
Aerial foto gedung Menara Astra yang ada di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat. Bisnis/Nurul Hidayat
Aerial foto gedung Menara Astra yang ada di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat. Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — PT Astra International Tbk. (ASII) telah gencar berinvestasi di sektor kesehatan sejak 2021 atau saat pandemi Covid-19. Portofolio Astra di sektor kesehatan kini semakin luas, dari Halodoc hingga rumah sakit jantung.

Terbaru, melalui anak usahanya PT Astra Sehat Nusantara, Astra mengakuisisi rumah sakit jantung Heartology Cardiovascular Hospital dengan nilai akuisisi mencapai Rp645 miliar. 

RS Heartology sendiri merupakan salah satu pusat layanan jantung swasta terbesar di Indonesia yang berlokasi di Jakarta. Heartology telah menangani lebih dari 1.500 kasus jantung, termasuk 1.000 intervensi dan 400 kasus aritmia jantung.

RS Heartology memiliki tujuan untuk menyediakan layanan kardiovaskuler di Indonesia yang berfokus pada pasien, melalui pendidikan, penelitian, penerapan teknologi terbaru, dan kerja sama tim para subspesialis.

Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro mengatakan langkah akuisisi itu diharapkan memainkan peran integral dalam pengembangan ekosistem kesehatan Astra.

"Kami berharap investasi di Heartology Cardiovascular Hospital, yang merupakan rumah sakit khusus jantung ini, dapat berkontribusi pada penyediaan layanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat, khususnya peningkatan kualitas penanganan penyakit kritis di Indonesia," ujarnya dalam keterangan tertulisnya pada Jumat (11/10/2024).

Sebelumnya, Astra telah gencar berinvestasi di sektor kesehatan. Total investasi Astra di sektor layanan kesehatan hingga saat ini telah mencapai US$275 juta atau setara dengan Rp4,2 triliun.

Investasi Astra di sektor kesehatan dimulai sejak pandemi Covid-19 merebak pada 2021. Saat itu ASII berinvestasi sekitar US$35 juta di platform teknologi kesehatan Halodoc.

Kemudian, melalui anak usahanya, PT Astra Digital Internasional, ASII menambah investasi di Halodoc. Dalam pendanaan Seri D Halodoc sebesar US$100 juta itu, Astra memimpin partisipasi. Total investasi Astra setelah pendanaan Seri D mencapai US$135 juta atau sekitar Rp2,02 triliun.

Selain itu, Astra juga berinvestasi di emiten rumah sakit PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) pada 2022. ASII masuk pertama kali ke Hermina dengan membeli saham private placement HEAL pada awal kuartal II/2022.

Melalui jalur suntikan modal langsung, Astra memborong 30 juta saham HEAL dan menguasai 0,2% saham. Direksi Astra pun masuk jajaran komisaris emiten jaringan rumah sakit Hermina tersebut. 

Astra pun menambah kepemilikan sahamnya di HEAL. Kini, porsi saham ASII di HEAL mencapai 7,23% atau 1,11 miliar saham.

Selain itu, Astra melalui PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) menjalankan diversifikasi dengan mengembangkan komponen alat kesehatan lewat merek GRIN.

Hingga Juni 2024, AUTO telah meluncurkan 24 produk alat kesehatan, di mana lima produk rilis pada tahun ini. Produk-produk yang diluncurkan AUTO lewat GRIN antara lain digital coloumn scale, baby incubator, blood pressure monitor lite, electrocardiography, hingga infant warmer.

Sebelumnya, Head of Investor Relations Astra International Tira Ardianti mengatakan perseroan merambah sektor kesehatan karena menilai sektor tersebut memiliki peluang yang sangat luas. Lebih lanjut, Astra berharap dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan industri kesehatan di Tanah Air. 

ASII juga masih membuka peluang penjajakan lebih karena masih terus meninjau portofolio bisnisnya, sehingga selalu relevan dan mengacu pada pertumbuhan jangka panjang.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper