Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Emiten Minyak dan Gas RAJA, ENRG, MEDC Kompak Memanas Pekan Ini

Saham emiten-emiten minyak dan gas (migas) kompak menguat dalam sepekan terakhir merespons kenaikan harga minyak tersulut eskalasi konflik Timur Tengah.
Foto multiple exposure seorang karyawan memantau pergerakan harga saham di Jakarta, Senin (30/9/2024). Bisnis/Arief Hermawan P
Foto multiple exposure seorang karyawan memantau pergerakan harga saham di Jakarta, Senin (30/9/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA— Kinerja saham emiten-emiten yang terkait dengan komoditas minyak dan gas (migas) kompak menguat dalam sepekan terakhir merespons kenaikan harga minyak mentah tersulut eskalasi konflik Timur Tengah. 

Di lantai bursa, sedikitnya ada delapan emiten yang terkait dengan sektor migas. Saham PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) milik Happy Hapsoro memimpin penguatan harga dalam sepekan terakhir. Mengutip data BEI, saham RAJA melesat 33,2% dalam sepekan ke level Rp1.665 pada Jumat (4/10/2024). 

Di belakang RAJA, saham PT Perdana Karya Perkasa Tbk. (PKPK) yang menguat 22,15% sepekan ke level Rp910 per saham. Sebagai informasi, PKPK saat ini menjalankan jasa konstruksi penunjang migas untuk PT Vico Indonesia, Total E&P Indonesie, Salamander Energy Ltd, dan Santos Energy Ltd.

Senada, saham PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) naik 14,29% ke level Rp240, saham PT Medco Energy Internasional Tbk. (MEDC) naik 9,23% ke level Rp1.420, saham PT Elnusa Tbk. (ELSA) naik 6,69% ke level Rp510, dan saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk. (APEX) menguat 4,55% ke posisi Rp161 dalam sepekan terakhir. 

Memanasnya harga saham emiten migas tak terlepas dari terpantiknya harga minyak mentah global akibat saling serang Iran-Israel. Mengutip data Bloomberg, minyak Brent dibanderol US$78,05 per barel dan minyak WTI diperdagangkan di level US$74,38 per barel. 

Penguatan hraga saham emiten-emiten migas diproyeksi berlanjut apabila tren kenaikan harga minyak terjadi dalam jangka waktu yang relatif panjang.

“Proyeksi kinerja untuk emiten migas secara mayoritas berpeluang tumbuh jika tren kenaikan harga migas bertahan dalam waktu yang lama atau minimal tidak turun lagi dari posisi saat ini,” kata Head Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas saat dihubungi Bisnis, baru-baru ini.

Dalam jangka pendek, Kiwoom Sekuritas Indonesia merekomendasikan target harga untuk MEDC di level Rp1.485 per saham, ELSA di level Rp535 per saham, ENRG di angka Rp260 per saham, AKRA di level Rp1.700 per saham, dan RAJA di level Rp1.590 per saham.

Sukarno mengatakan penguatan harga minyak mentah didorong oleh kekhawatiran atas konflik di Timur Tengah saat ini.

“Kinerja saham emiten migas merespons positif di tengah penguatan harga migas,” katanya.

Kinerja Saham Emiten terkait dengan Sektor Migas

Kode Saham

Harga Saham (Rp)

Kinerja Saham 1 Pekan

Kinerja Saham YtD

APEX

161

4,55%

-3,01%

ELSA

510

6,69%

31,44%

MEDC

1.420

9,23%

22,94%

RUIS

187

4,47%

-3,61%

PKPK

910

22,15%

152,78%

ENRG

240

14,29%

9,09%

RAJA

1.665

33,2%

18,09%

PGAS

1.500

2,04%

32,74%

 

Kendati demikian, Analis Kanaka Hita Solvera Andika Cipta Labora berpendapat kinerja sejumlah emiten migas bakal relatif sama seperti capaian sepanjang paruh pertama 2024.

Menurut Andika, torehan kinerja emiten pada semester II/2024 bakal naik signikan apabila harga minyak mentah mencapai level US$90 per barel sampai dengan US$100 per barel.

“Proyeksi kinerja masih akan stagnan seperti semester I/2024,” kata Andika.

Harga minyak dunia diprediksi bisa tembus angka US$100 per barel jika saling serang antara Israel dan Iran memicu siklus pembalasan yang menargetkan infrastruktur energi atau menutup Selat Hormuz.

Bloomberg Intelligence Senior Industry Analyst Salih Yilmaz dan Will Hares dalam analisisnya menyatakan reaksi harga minyak dari serangan rudal tersebut mungkin tetap terkendali jika eskalasi dapat dihindari.

“Serangan langsung terhadap fasilitas energi dapat mengganggu produksi minyak di Teluk, seperti serangan pesawat nirawak Yaman terhadap fasilitas minyak Abqaiq pada 2019,” ujarnya dalam dokumen riset, dikutip Minggu (6/10/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper