Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Big Caps Penekan Utama (Top Laggards) IHSG Sepekan, Ada BREN, BBRI hingga AMMN

Saham big caps seperti BREN, BBRI hingga AMMN terpantau memuncaki top laggards yang membebani IHSG sepanjang pekan ini periode 23 hingga 27 September 2024.
Saham big caps seperti BREN, BBRI hingga AMMN terpantau memuncaki top laggards yang membebani IHSG sepanjang pekan ini periode 23 hingga 27 September 2024. Bisnis/Arief Hermawan P
Saham big caps seperti BREN, BBRI hingga AMMN terpantau memuncaki top laggards yang membebani IHSG sepanjang pekan ini periode 23 hingga 27 September 2024. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah saham big caps seperti BREN, BBRI hingga AMMN terpantau memuncaki top laggards yang membebani Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan ini periode 23 hingga 27 September 2024.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) milik taipan Prajogo Pangestu menempati urutan pertama pemberat indeks komposit sepanjang minggu ini. Saham BREN terkoreksi 18,7% sepekan dan membebani IHSG sebesar 62,24 poin.

Posisi kedua saham penekan IHSG ada saham perbankan pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang anjlok 5,12% sepekan dan berkontribusi menahan laju IHSG sebesar 39,46 poin. Saham yang menjadi beban IHSG berikutnya PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN). Saham AMMN mengalami pelemahan 7,75% sepekan dan membebani IHSG 24,06 poin.

Sementara itu, saham lainnya yang menjadi penekan IHSG ialah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang melemah 3,42% sepekan dan menekan 22,16 poin dalam pergerakan IHSG. Selanjutnya ada saham telekomunikasi pelat merah yakni PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang juga masuk daftar top laggards dengan kontribusi 11,38 poin.

Posisi selanjutnya ada saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang terkoreksi 5,22% sepekan dan berkontribusi menahan laju IHSG sebesar 10,62 poin. Emiten perbankan jumbo BBCA juga membebani IHSG dengan tambahan 8,13 poin.

Adapun saham ASII berada di urutan ke-8 dengan kontribusi 5,48 poin menahan laju IHSG. Terkahir diurutan ke-9 dan 10 ada emiten perunggasan CPIN dan emiten data center DCII milik Toto Sugiri yang melemah masing-masing 4,00% dan 3,23% sepekan dengan kontribusi menahan laju indeks komposi sebesar 2,69 poin dan 1,86 poin.

Berikut Daftar Top Laggards atau Saham Penekan IHSG Sepekan 23-27 September 2024:

  1. BREN: (-62,24 Poin)
  2. BBRI: (-39,46 Poin)
  3. AMMN: (-24,06 Poin)
  4. BMRI: (-22,16 Poin)
  5. TLKM: (-11,38 Poin)
  6. BBNI: (-10,62 Poin)
  7. BBCA: (-8,13 Poin)
  8. ASII: (-5,48 Poin)
  9. CPIN: (-2,69 Poin)
  10. DCII: (-1,86 Poin)

Seiring dengan melemahnya 10 saham big caps tersebut, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di zona merah dengan turun 0,60% ke level 7.696,91 sepanjang perdagangan pekan ini, 23 hingga 27 September 2024.

Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan IHSG selama sepekan ditutup mengalami penurunan 0,60% pada posisi 7.696,91 dari 7.743,00 pada pekan sebelumnya.

Kapitalisasi pasar Bursa juga tercatat mengalami penurunan sebesar 1,02% menjadi Rp12.875 triliun dari Rp13.007 triliun pada pekan sebelumnya.

Sementara rata-rata volume transaksi harian Bursa terpantau mengalami perubahan 14,72% menjadi 23,94 miliar lembar dari 28,07 miliar lembar pada penutupan pekan lalu. Adapun, rata-rata nilai transaksi harian Bursa juga tercatat mengalami kenaikan.

"Kenaikan tertinggi pekan ini terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian Bursa yang naik 9,64% menjadi Rp16,36 triliun dari Rp14,92 triliun pada penutupan minggu lalu," kata Kautsar dikutip Minggu (29/9/2024).

Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa pada pekan ini tercatat mengalami peningkatan sebesar 5,33% menjadi 1,33 juta kali transaksi dari 1,26 juta kali transaksi pada pekan lalu.

Menutup pekan ini, tepatnya pada Jumat (27/9/2024), investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp493,27 miliar dan sepanjang tahun 2024 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp52,74 triliun.

________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ibad Durrohman
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper