Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Terus Melesat Tersulut The Fed, Investor Makin Cuan!

Harga emas masih terkerek sentimen pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) dan terus melonjak hingga awal perdagangan Jumat (20/9/2024).
Pekerja mengeluarkan emas batangan yang sudah didinginkan dari cetakan di pabrik pengecoran. Bloomberg/Andrey Rudakov
Pekerja mengeluarkan emas batangan yang sudah didinginkan dari cetakan di pabrik pengecoran. Bloomberg/Andrey Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas masih terkerek sentimen pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) dan terus melonjak hingga awal perdagangan Jumat (20/9/2024).

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot terpantau menguat 0,01% ke level US$2.587,07 per troy ounce pada pukul 07.28 WIB. Pada sesi sebelumnya, emas spot ditutup menguat 0,7% ke US$2.757,9.

Harga emas spot sempat menyentuh rekor tertinggi di US$2.599,92 per troy ounce setelah the Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 4,75%-5%.

Sementara itu, harga emas berjangka Comex terpantau turun tipis 0,1% ke level US$2.612 setelah berakhir menguat 0,6% ke level US$2.614,6 per troy ounce.

Para pejabat the Fed juga mengeluarkan proyeksi suku bunga acuan dalam beberapa tahun ke depan atau disebut dot plot

Proyeksi tersebut dituangkan dalam laporan Summary of Economic Projections (SEP) yang dikeluarkan The Fed. Dalam laporan tersebut, The Fed memproyeksikan suku bunga acuan akan turun setengah poin persentase atau 50 basis poin lagi pada akhir 2024.

Selanjutnya, pemangkasan sebesar satu poin persentase penuh atau 100 basis poin akan dilakukan pada 2025. Sehingga, suku bunga The Fed diproyeksikan berada di rentang 4,25%-4,5% pada akhir 2025. 

Kemudian, pemangkasan akan dilanjutkan sebesar 50 basis poin dilakukan pada 2026. Dengan demikian, di akhir 2026, suku bunga acuan AS diprediksikan berada di 2,75%-3%. 

Chief operating officer Allegiance Gold Alex Ebkarian mengatakan pasar memperhitungkan penurunan suku bunga yang lebih besar dan lebih banyak karena adanya defisit fiskal dan perdagangan. Hal ini akan semakin melemahkan nilai dolar AS secara keseluruhan.

“Jika Anda menggabungkan risiko geopolitik dengan defisit saat ini yang kita miliki, bersama dengan lingkungan dengan imbal hasil rendah dan pelemahan dolar AS, kombinasi dari semua ini menyebabkan reli emas,” jelas Ebkarian seperti dikutip Reuters, Jumat (20/9/2024).

Pelonggaran kebijakan moneter oleh bank-bank sentral global, bersama dengan pembelian bank sentral yang kuat dan kekhawatiran geopolitik telah mendorong reli harga emas ke rekor tertinggi beberapa kali tahun ini.

Emas batangan dianggap sebagai aset yang aman selama ketidakpastian politik dan ekonomi. Emas juga cenderung berkembang di lingkungan dengan suku bunga rendah.

Analis UBS memperkirakan harga emas dapat mencapai US$2.700 per troy ounce pada pertengahan 2025. Bersamaan dengan pendorong risiko jangka pendek, UBS juga mengantisipasi permintaan ETF emas yang lebih besar akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper