Alibaba Setia Bertahan di GOTO, Analis: Founder Hengkang Tak Jadi Soal

Pelaku pasar modal menilai isu keluarnya para founder PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang sebelumnya ramai dibicarakan pasar sudah tidak jadi persoalan
Foto: Alibaba Setia Bertahan di GOTO, Analis: Founder Hengkang Tak Jadi Soal
Foto: Alibaba Setia Bertahan di GOTO, Analis: Founder Hengkang Tak Jadi Soal

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku pasar modal menilai isu keluarnya para pendiri (founder) PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang sebelumnya ramai dibicarakan pasar sudah tidak jadi persoalan setelah adanya kepastian investasi jangka panjang Alibaba, salah satu investor terbesar GoTo.

Alibaba memegang saham GOTO sebanyak 88.531.124.993 saham Seri A GoTo atau setara dengan 7,37% melalui anak usahanya Taobao China Holding Limited, per 31 Agustus 2024. Jumlahnya lebih besar ketimbang gabungan saham dari para pendiri baik Seri A dan Seri B (saham multipel).

Untuk saham Seri A, Andre Soelistyo hanya tersisa 0%, William Tanuwijaya 0,39%, dan Melissa Siska 0,33% sehingga ketiganya hanya 0,72%, sedangkan untuk saham Seri B, Andre 0,56%, William 1,05%, Kevin Aluwi 0,27% dan Melissa 0,09% sehingga total 1,97%. Investor publik (di bawah 5%) memegang saham GOTO di seri A sebanyak 78,41%.

“Kejelasan posisi Alibaba, satu dari dua investor institusi terbesar GOTO yang akan terus menjadi investor jangka panjang perusahaan akan menjadi titik penting bagi kepercayaan investor atas saham emiten teknologi ini,” kata Sarkia Adelia, Analis Panin Sekuritas, kepada Bisnis.com.

Ke depan, yang patut diperhatikan investor adalah bagaimana perusahaan punya visi ke depan tumbuh berkelanjutan, itu sudah tampak dari kinerja kuartal ke kuartal yang membaik. “Sehingga investor tidak melihat ke persoalan pilihan pribadi dari para founder yang kemudian menjual kepemilikan saham mereka,” katanya.

Riset terbaru BRI Danareksa Sekuritas juga menilai kepastian bertahannya Alibaba juga menjadi sinyal positif yang bisa meredakan kekhawatiran pelaku pasar yang sempat membuat harga saham GOTO terkoreksi.

“Langkah ini mengurangi ketidakpastian dan memberi sinyal kepercayaan kepada para pemegang saham minoritas GoTo lainnya,” kata Analis Riset BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis, dalam ulasan risetnya, per 18 September 2024.

Selain itu, keputusan Alibaba juga bisa menyelaraskan kepentingan antara pemegang saham utama dan manajemen GoTo.

“Alibaba, yang memiliki 7,4% saham, telah berkomitmen tidak akan menjual saham mereka selama 5 tahun ke depan. Perlu diingat bahwa Alibaba, bersama dengan SoftBank, terakhir kali pernah menjual saham pada Februari 2024, kisaran harga Rp 80-90,” kata Niko.

Secara kinerja, pada laporan kinerja di akhir Juli 2024 lalu, GOTO mencatatkan pendapatan bersih mencapai Rp7,74 triliun di semester I-2024, meningkat 12,4% dari periode yang sama Juni 2023 sebesar Rp6,88 triliun.

Selain itu, GOTO juga mampu menekan rugi bersih atribusi entitas induk sebesar 62,3% menjadi Rp2,7 triliun, dari rugi bersih sebelumnya Rp7,16 triliun.

Khusus di Q2-2024, rugi EBITDA grup yang disesuaikan membaik sebesar 95% year on year (YoY) dan membaik 53% dibandingkan kuartal sebelumnya (QoQ) mencapai Rp48 miliar.

Dalam siaran pers 30 Juli 2024, manajemen GoTo menyatakan catatan kinerja yang baik tersebut ditopang oleh pertumbuhan pengguna pada segmen layanan hemat dari On-Demand Services (Gojek), peningkatan penggunaan aplikasi GoPay, pertumbuhan pemberian pinjaman serta pengelolaan beban usaha secara disiplin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper