Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konsumer non-siklikal, seperti HOKI, GOOD, dan WINE bakal memanfaatkan momentum peningkatan keyakinan konsumen untuk memacu kinerja sebagai katalis positif terhadap pergerakan saham perseroan di lantai bursa. Salah satunya memperkuat penetrasi penjualan pada sisa tahun ini.
Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) Agustus 2024 mengindikasikan adanya penguatan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi. Tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang berada di level 124,4, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 123,4.
Kinerja penjualan eceran pada periode yang sama juga mengindikasikan peningkatan karena Indeks Penjualan Riil (IPR) mencapai 215,9 atau tumbuh 5,8% year-on-year (YoY).
Direktur PT Buyung Poetra Sembada Tbk. (HOKI) Budiman Susilo mengatakan peningkatan keyakinan konsumen telah berdampak terhadap penjualan produk Dailymeal milik perusahaan.
Pada semester I/2024, kata Budiman, penjualan Dailymeal meningkat 145% year-on-year (YoY) dan melampaui target yang ditetapkan perusahaan. Oleh karena itu, HOKI bakal memacu penjualan produk Dailymeal, seperti beras jagung, beras singkong, dan beras merah.
“Kami terus memperluas jaringan mitra distributor untuk menjangkau seluruh indonesia dan aktif melakukan inovasi produk baru ke depan,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (12/9/2024).
Terkait dengan upaya meningkatkan performa saham, dia menuturkan bahwa HOKI tetap mempertahankan prinsip good corporate governance (GCG), konsisten membagikan dividen sejak melantai di Bursa, hingga menerapkan praktik keterbukaan secara reguler.
Hingga perdagangan sesi pertama hari ini, saham HOKI bertengger di level Rp128 per saham dengan penurunan 26,01% year-to-date (YtD). Dalam kurun 3 bulan terakhir, saham dari jenama Topi Koki ini juga mencatatkan pelemahan sebesar 12,93%.
Dihubungi terpisah, Head of Corporate Communication & External Relations PT Garuda Food Putra Putri Jaya Tbk. (GOOD) Dian Astriana mengatakan bahwa perseroan fokus pada penetrasi penjualan mutlisaluran, inovasi produk, dan menerapkan transformasi digital.
Dalam hal inovasi produk, Dian mengungkapkan GOOD secara konsisten merilis produk baru sebagai bagian dari strategi pertumbuhan. Perseroan juga telah menyiapkan produk unggulan yang siap diluncurkan sampai dengan akhir tahun ini.
Sementara itu, dari sisi transformasi digital, perusahaan telah menggunakan SAP S/4 yang memungkinkan GOOD mengintegrasikan seluruh operasi bisnis dengan lebih efisien.
“Kami percaya bahwa dengan pendekatan ini, kami tidak hanya dapat mendorong pertumbuhan jangka pendek, tetapi juga menciptakan nilai berkelanjutan yang akan tercermin dalam kinerja perusahaan di pasar saham,” pungkasnya.
Di lantai bursa, saham GOOD kini bertengger di level Rp378 per saham. Banderol tersebut mencerminkan penurunan sebesar 12,09% YtD dan melemah 5,50% dalam 3 bulan terakhir.
Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan PT Hatten Bali Tbk. (WINE) Ketut Sumarwan mengatakan penghindaran saham berkapitalisasi kecil semakin meningkat sejak diperkenalkannya sistem full call auction (FCA) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Hal ini mengakibatkan volume perdagangan hanya terpusat pada saham berkapitalisasi besar, sedangkan saham dengan market cap kecil dan menengah mulai kehilangan minat.
“Untuk mengatasi hal ini, kami aktif dalam kegiatan investor relation [IR]. Tim IR kami secara rutin juga berkomunikasi dengan sekuritas dan manajer investasi. Memang, dibutuhkan waktu hingga fundamental perusahaan tercermin pada harga saham,” ujarnya.
Sepanjang semester I/2024, kinerja penjualan Hatten Bali tembus Rp123,38 miliar atau tumbuh 12,08% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp110,09 miliar. Perseroan juga mencetak laba bersih Rp21,01 miliar, naik 1,56% secara tahunan.
Berdasarkan riset sekuritas, kata Sumarwan, penurunan harga saham WINE dinilai terlalu dalam dibandingkan kinerja fundamental dan prospek pertumbuhan ke depan. Oleh karena itu, manajemen optimistis kinerja saham WINE akan membaik ke depan.
Terkait dengan kinerja penjualan, Hatten Bali kini membidik kenaikan penjualan sebesar 14% pada kuartal III/2024 dan mencapai 19% secara tahunan pada kuartal akhir tahun ini.
“Kami juga sedang fokus memperkuat penjualan ritel, selain penjualan di hotel, restoran, dan kafe yang saat ini sudah berkontribusi besar,” ucap Sumarwan.
Saham WINE berada di level Rp260 per saham dengan penurunan sebesar 38,10% sepanjang tahun berjalan. Saham ini juga melemah 17,20% dalam kurun 3 bulan terakhir.
---------------------------
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.