Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Modus Baru Penipuan Berbasis Aset Kripto, Saldo Rekening Warga AS Terkuras

Tren penipuan investasi aset kripto menggunakan skema Ponzi marak dan telah menimbulkan kerugian besar bagi warga AS.
Warga beraktivitas di dekat logo mata uang kripto di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Warga beraktivitas di dekat logo mata uang kripto di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Penipuan berbasis aset kripto tengah menjadi momok bagi perekonomian Amerika Serikat (AS), sebab nilainya makin signifikan menguras akumulasi tabungan masyarakat.

Terbaru, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) menggugat salah satu perusahaan investasi kripto bernama NovaTech Ltd pada 12 Agustus 2024, sebab terbukti menggunakan skema multi-level marketing (MLM) untuk menjerat investor kripto sejak 2019.

Perusahaan itu telah mengelola dana lebih dari US$650 juta dari sekitar 200.000 investor di seluruh dunia, sebelum akhirnya bangkrut pada 2023.

Kejatuhan NovaTech disinyalir merupakan buah dari praktik skema piramida, di mana sumber dana buat membayar investor lama dan fee operasional berasal dari pengumpulan dana investor baru.

"Skema MLM sebesar ini memerlukan promotor untuk mendorong, dan kita akan meminta pertanggungjawaban bukan hanya dari arsitek utama skema ini, namun juga promotor yang menyebarkan penipuan ke para korban," ujar Eric Werner, Direktur Regional Kantor SEC Fort Worth, Texas, dalam keterangan resmi, dikutip Senin (19/8/2024).

Berdasarkan laman resmi SEC, kasus ini bukan pertama kali penipuan berbasis investasi kripto terungkap sepanjang 2024.

Misalnya, pada Maret 2024, SEC menuntut 17 orang yang tergabung dalam CryptoFX LLC karena menggunakan Skema Ponzi untuk menyedot uang masyarakat komunitas Amerika Latin. Perusahaan ini meraup US$300 juta sekitar 40.000 korban.

Selain itu, SEC pada awal tahun pun sempat membongkar sindikat skema piramida bernama HyperFund yang tercatat menyedot hingga US$1,7 miliar dari investor kripto global.

Sebelumnya, Biro Investigasi Federal (FBI) dalam laporan bertajuk Internet Crime Report 2023 pun mencatat bahwa penipuan berkedok investasi bodong di AS tercatat sedang dalam fase bertumbuh pesat.

Sepanjang 2023, kerugian akibat investasi bodong dan scam yang terungkap mencapai US$4,57 miliar, naik 38% secara tahunan (yoy) dari akumulasi periode 2022 sebesar US$3,31 miliar.

Apabila dikategorikan lebih spesifik, porsi penipuan investasi berbasis kripto begitu mendominasi dengan kerugian mencapai US$3,96 miliar pada 2023. Angka ini tercatat naik 53% yoy dari periode 2022 dengan kerugian senilai US$2,57 miliar.

Kasus-kasus ini bukan hanya penipuan berskema ponzi, tapi juga termasuk scam rekayasa sosial personal atau biasa disebut pig butchering, hingga penggalangan dana proyek kripto bodong atau biasa disebut rug pull.

Sasaran Empuk

Investor kripto pemula yang masih kaget dengan teknologi blockchain tampak menjadi sasaran empuk oknum penipu lokal maupun sindikat global.

Kajian bertajuk The 2024 Crypto Crime Report besutan lembaga riset Chainalysis pun sempat memperkirakan nilai kripto ilegal atau hasil kejahatan di dunia mencapai US$24,2 miliar sepanjang 2023.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper