Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prediksi Soal Dampak Garuda (GIAA) Masuk Holding Jadi Bagian InJourney

Keputusan pemerintah menggabungkan Garuda (GIAA) ke dalam Holding Aviasi dan Pariwisata diprediksi akan memunculkan sejumlah dampak.
Karyawan melakukan perawatan pesawat milik PT Garuda Indonesia di dalam hanggar di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng, Banten, Kamis (30/6/2022). Bloomberg/ Dimas Ardian
Karyawan melakukan perawatan pesawat milik PT Garuda Indonesia di dalam hanggar di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng, Banten, Kamis (30/6/2022). Bloomberg/ Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA – Penggabungan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) ke Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata InJourney diprediksi akan memunculkan sejumlah dampak.

Pengamat BUMN Datanesia Institute Herry Gunawan mengatakan masuknya Garuda Indonesia ke InJourney tidak akan menyelesaikan masalah. Pasalnya, ekuitas Garuda masih minus US$1,3 miliar atau setara Rp20,5 triliun dengan asumsi kurs Rp16.000 pada 2023. 

“Lebih baik Garuda selesaikan soal keuangannya sendiri dulu, dari yang saat ini ekuitasnya minus. Kondisi itu terlalu berat untuk digendong oleh perusahaan yang kinerja keuangannya biru,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (18/7/2024). 

Sepanjang 2023, InJourney tercatat meraup laba bersih sebesar Rp1,1 triliun atau berbalik dari kerugian Rp993 miliar pada 2022. Ebitda mencapai Rp8,8 triliun, tumbuh 72% dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp5,1 triliun. 

Selain itu, Herry mengungkapkan bahwa Garuda Indonesia juga tidak cocok untuk bergabung dengan InJourney yang memiliki anak perusahaan beragam dan cenderung tidak fokus. 

Sebagaimana diketahui, InJourney beranggotakan PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, PT Hotel Indonesia Natour, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, & Ratu Boko, serta PT Sarinah. 

“Tentu Garuda Indonesia bisa berbenah. Apalagi banyak juga kewajibannya yang bersinggungan dengan BUMN lain, yang sama-sama milik pemerintah,” ujarnya.

Kementerian BUMN sebelumnya memastikan emiten maskapai penerbangan pelat merah Garuda Indonesia akan bergabung ke dalam Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata, InJourney, dalam waktu dekat. 

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan sederet transformasi dalam kurun 5 tahun terakhir. Salah satunya melalui pembentukan holding

Adapun, langkah terbaru Kementerian BUMN adalah menggabungkan PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) menjadi PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports. Penggabungan ini dilakukan pada Desember 2023. 

“Jadi, yang terakhir kami gabungkan adalah AP I dengan AP II di dalam InJourney dan kami juga akan mentransfer Garuda [GIAA] menjadi anak perusahaan InJourney dalam waktu dekat,” ujar Kartika dalam Market Outlook 2024 pada Selasa (16/7/2024).  

Kartika atau akrab disapa Tiko mengatakan masuknya Garuda Indonesia ke dalam InJourney akan memperpanjang daftar perusahaan pelat merah atau BUMN yang bergabung ke dalam klaster atau holding yang dibentuk pemerintah. 

“Dari tadinya ada BUMN sekitar 110, sekarang kami ada hanya 40-an dan ini akan terus kami kecilkan sehingga secara span of control kami bisa benar-benar mengelola BUMN dengan layer investment holding dan layer operating holding,” pungkasnya. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper