Bisnis.com, JAKARTA — Emiten-emiten produsen minyak kelapa sawit seperti SGRO, TLDN, hingga TAPG memperkirakan harga crude palm oil (CPO) masih berada dalam tren tinggi hingga semester II/2024.
Direktur Utama PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO) Budi Setiawan Halim melihat pada semester II/2024 nanti, masih terdapat permintaan yang kuat untuk CPO. Hal ini terutama didorong oleh permintaan biodiesel.
"Tahun lalu B35 tidak full year, tapi di tahun ini akan full satu tahun. Di sisi lain, wacana B40 juga mulai digulirkan. Jadi akan ada tambahan permintaan hingga 1,6 juta ton dari sisi domestik," kata Budi di Jakarta, Senin (27/5/2024).
Dengan permintaan yang kuat, kata Budi, di sisi lain analis melihat produksi CPO secara nasional diperkirakan akan melandai atau mengalami penurunan. Karena hal tersebut, SGRO melihat harga CPO akan sama atau sedikit lebih baik dibandingkan tahun lalu.
Head of Corporate Finance and Strategy PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) Wasisto Budi Sulistio melihat tren harga CPO sejak semester II/2022 hingga semester II/2023 tetap stabil.
"Kami melihat harga CPO di tahun 2024 masih akan stabil. Paling tidak kalau ada fluktuasi, tidak besar volatilitasnya," kata Wasisto belum lama ini.
Baca Juga
Wasisto memperkirakan harga CPO akan berada pada kisaran Rp10.000-Rp11.000 per ton di tahun ini.
Sementara itu, Corporate Secretary PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) Joni Tjeng menuturkan berbagai analis memperkirakan harga CPO masih akan bullish. UOB Kay Hian misalnya, kata Joni, memperkirakan harga CPO berada di kisaran RM4.200 atau kisaran Rp11.500-Rp12.000.
"Kami harapkan kinerja tahun ini, yang pasti 2024, hasilnya akan lebih baik dibanding 2023. Di kuartal I/2024 saja kami net profit sudah growth 25%. Kami harapkan growth ini tumbuh sampai akhir tahun," ucap Joni beberapa waktu yang lalu.
Adapun mengacu pada Bursa Derivatif Malaysia, saat ini harga CPO dengan kontrak terbanyak pada Agustus 2024 adalah RM3.946 per metrik ton.
_______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.