Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) buka suara atas beredarnya kabar bahwa bank syariah Abu Dhabi, yakni Abu Dhabi Islamic Bank (ADIB) bakal mengakuisisi 15% saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) alias BSI.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Edina Rae mengatakan sejauh ini menurutnya belum ada pemberitahuan kepada OJK terkait rencana tersebut.
Dia pun menuturkan dalam hal terdapat rencana masuknya investor strategis, upaya tersebut bukanlah persoalan yang sederhana yang hanya terkait masalah penjualan saham dan pengalihan kepemilikan.
“Melainkan juga harus merupakan bagian dari rencana strategis jangka panjang dalam rangka penguatan permodalan yang berkelanjutan dan pengembangan bisnis bank ke depan,” ujarnya pada Bisnis, Minggu (21/4/2024).
Sebagaimana diketahui, berdasarkan laporan Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tercatat aset perbankan syariah sebesar Rp845,61 triliun per Januari 2024, naik 10,49% dari periode yang sama tahun lalu Rp765,36 triliun.
OJK memang terus mengingatkan bagi perbankan syariah yang bakal melakukan strategi anorganik perlu melakukan persiapan komprehensif demi meminimalisir potensi perlambatan bisnis.
Baca Juga
Dian menyebut hal ini dilakukan agar menghasilkan akselerasi sesuai dengan yang diharapkan. Mulai dari memastikan persiapan manajemen, bisnis, operasional, TI, SDM hingga budaya korporasi yang terdokumentasi dengan baik.
“Kami juga melihat bahwa tidak sedikit bank yang melakukan langkah anorganik yang mengalami perlambatan bisnis di awal-awal periode pasca aksi korporasi tersebut,” ujarnya dalam keterangan tertulis beberapa waktu lalu.
Menurutnya, berbagai potensi risiko di semua lini tersebut harus dapat diidentifikasi dengan baik dan disiapkan rencana mitigasinya, agar pada saatnya bank tersebut beroperasi dengan legal entity yang baru dapat menjalankan operasionalnya dengan baik.
Sebelumnya, melansir dari Reuters pada Rabu (17/4/2024) sumber yang enggan disebutkan namanya menjelaskan bahwa keduanya tengah berdiskusi atas pembelian saham minoritas dengan nilai sekitar US$1,1 miliar atau setara dengan Rp17,88 triliun (asumsi kurs Rp16.247 per dolar AS).
Adapun, tujuan dari akuisisi tersebut adalah untuk memanfaatkan pertumbuhan yang cepat terkait layanan keuangan Islam di Asia Tenggara.
Potensi akuisisi sebesar 15% saham BRIS dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) diketahui menjadi salah satu opsi yang dipertimbangkan Abu Dhabi Islamic Bank.
Akan tetapi, sumber tersebut menegaskan bahwa diskusi ini masih dalam tahap awal dan belum ada jaminan kesepakatan.
Ketika dikonfirmasi, ADIB dan BRI kompak menolak untuk memberikan komentar.
Sementara, Corporate Secretary BSI Gunawan Hartoyo tidak dapat memberikan informasi lebih jauh, lantaran dia menyebut hal ini sepenuhnya ranah pemegang saham perseroan.
"Yang bisa kami katakan adalah bahwa informasi di atas berada dalam domain para pemegang saham kami," katanya.