Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Kembali Ditutup Melemah ke Rp16.220 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali ditutup turun ke level Rp16.220 pada perdagangan hari ini, Rabu (17/4/2024).
Karyawan menata uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menata uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kembali ditutup turun ke level Rp16.220 pada perdagangan hari ini, Rabu (17/4/2024). Rupiah melemah bersama beberapa mata uang Asia lainnya.

Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup melemah 0,28% ke Rp16.220 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,02% ke 106,27.

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia ditutup bervariasi. Yen Jepang naik 0,06%, dolar Singapura naik 0,12%, dolar Taiwan naik 0,07%, won Korea Selatan naik 0,57%, dan peso Filipina turun 0,35%.

Kemudian rupee India turun 0,11%, yuan China stagnan, ringgit Malaysia menguat 0,08%, dan baht Thailand turun 0,42%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menuturkan trader tetap bias terhadap dolar AS setelah rilis data inflasi dan penjualan ritel AS yang lebih tinggi dari perkiraan. Hal tersebut menunjukkan inflasi masih stagnan dalam beberapa bulan terakhir.

Selain itu, peringatan dari Federal Reserve membuat sebagian besar trader tidak memperhitungkan penurunan suku bunga lebih awal, serta memburuknya ketegangan geopolitik di Timur Tengah mendorong permintaah safe haven. 

Komentar Powell membuat para trader semakin mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga pada bulan Juni, dengan CME Fedwatch Tools yang kini menunjukkan peluang 79,2% bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga tetap stabil. CME Fedwacth Tools juga menunjukkan para trader memperkirakan peluang kecil kenaikan suku bunga 25 basis points. 

Sementara itu, dari dalam negeri sentimen datang dari International Monetary Fund (IMF) yang kembali mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 di angka 5%. IMF tak mengubah proyeksinya terhadap ekonomi Indonesia di angka 5%. 

Di sisi lain, pemerintah optimistis ekonomi Indonesia akan tumbuh di angka 5,2%, lebih tinggi dibandingkan proyeksi IMF. Pemerintah juga memproyeksikan ekonomi Indonesia dapat mencapai kisaran 5,3%-5,6% pada tahun 2025. 

Adapun untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan rupiah ditutup menguat di rentang Rp16.170-Rp16.250 per dolar AS.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper