Bisnis.com, JAKARTA – Emiten logam PT Pelat Timah Nusantara Tbk. (NIKL) atau Latinusa berbalik rugi US$3,66 juta atau setara Rp56,60 miliar (Kurs jisdor Rp15.439 per dolar AS) sepanjang tahun 2023 setelah mencatatkan penurunan pendapatan.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan dikutip Rabu (21/2/2024), emiten bersandi saham NIKL ini membukukan rugi bersih tahun berjalan sebesar US$3,66 juta, berbanding terbalik dengan raihan tahun 2022 yang membukukan laba US$7,12 juta.
NIKL juga tercatat membukukan penurunan penjualan menjadi US$171,08 juta pada sepanjang 2023. Jumlah tersebut anjlok 33% dibandingkan pada sepanjang tahun 2022 sebesar US$255,34 juta.
Penjualan lokal menjadi satu-satunya kontributor pendapatan utama NIKL, tidak ada penjualan ekspor.
Dari sisi operasional, NIKL mencatatkan beban pokok penjualan sebesar US$169,50 juta sepanjang 2023, turun 28,1% dibandingkan tahun 2022 sebesar US$235,75 juta. Total liabilitas perusahaan juga mengalami penurunan dari US$136,47 juta pada 2022, menjadi US$80,05 juta.
Rinciannya, liabilitas jangka pendek NIKL tercatat turun dari US$134,59 juta sampai dengan Desember 2022 menjadi US$78,06 juta pada 2023. Sementara itu, liabilitas jangka panjang perusahaan naik menjadi US$1,98 juta dari sebelumnya US$1,88 juta.
Aset perusahaan juga tercatat menurun menjadi US$135,81 juta pada akhir 2023 dari catatan sepanjang tahun 2022 senilai US$196,37 juta.
Selanjutnya, kas dan setara kas pada akhir tahun tercatat turun dari US$24,74 juta pada 2022, menjadi US$9,62 juta pada sepanjang 2023.